Jakarta (antarasulteng.com) - Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati
Soekarnoputri, mendesak Komisi III DPR untuk membantu mencegah tangkal
(cekal) film "Soekarno: Indonesia Merdeka" karena konten ceritanya yang
tidak sesuai fakta.
"Saya berharap Komisi III bisa mendorong pemerintah agar film ini
ditarik dan ditetapkan terlarang untuk diedarkan," ujarnya di DPR,
Jakarta, Senin.
Menurut dia, skenario film tersebut telah melecehkan dan mendiskreditkan sosok Soekarno.
"Film ini memakai label Soekarno, tapi intinya membunuh karakter Soekarno," katanya.
Ia khawatir masyarakat akan salah dalam memahami sejarah setelah menonton film itu.
Oleh karena itu, ia menjelaskan, dalam film tersebut peran Sutan
Syahrir lebih ditonjolkan sebagai pahlawan, sedangkan Bung Karno
dianggap hanya sebagai "boneka" Jepang.
Rachmawati juga keberatan dengan adegan Bung Karno yang mencarikan wanita penghibur untuk tentara Kempetai Jepang.
Ia juga menyayangkan adegan pada saat menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang tidak menampilkan peran
perjuangan Soekarno dalam mempersiapkan kemerdekaan.
"Saat adegan perumusan naskah proklamasi, terkesan Bung Karno hanya
sekedar jadi juru tulis bukan tokoh sentral pergerakan kemerdekaan,"
katanya.
Kuasa hukum Rachmawati, Leonard Simorangkir, mengatakan bahwa
sutradara film Hanung Bramantyo dan PT Tripar Multivision telah
melanggar hak cipta film yang dibuat oleh pihak Rachmawati tersebut.
Dikatakannya, Rachma sebagai pemilik hak cipta pada film tersebut
telah mengundurkan diri dari perjanjian kerja sama produksi film antara
PT Tripar Multivision dan Yayasan Pendidikan Soekarno.
Setelah
kerja sama diputus, pihak Hanung tetap melanjutkan produksi film tanpa
seizin Rachma dan tidak mencantumkan Rachma sebagai pencipta.
Penyimpangan lainnya, menurut dia, film tersebut malah lebih menonjolkan sisi komersil daripada sisi sejarahnya.
"Film
ini beranjak menjadi menonjolkan komersil dan bisnis, padahal semula
tujuannya sebagai film sejarah tentang kemerdekaan RI," kata Leonard.
Sementara
itu, Hanung Bramantyo pada 19 Desember 2013 sebagai sutradara membantah
bila film "Soekarno: Indonesia Merdeka" merupakan pencurian ide
Rachmawati
Sukarnoputri.
Dia menegaskan, ide film itu bukan ide perorangan melainkan
kelompok.
"Jadi tidak berhak orang tertentu mengklaim ini
idenya dia," ujarnya di Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) pada
Kamis (19/12/2013) malam.
Berita Terkait
Menhub minta AirNav optimalkan runway di Bandara Soekarno-Hatta
Sabtu, 13 April 2024 6:29 Wib
Soetta ditetapkan jadi bandara paling pulih dari dampak pandemi
Rabu, 6 Maret 2024 9:37 Wib
Kemenhub pastikan kesiapan Bandara Soetta menjelang libur panjang
Minggu, 4 Februari 2024 10:44 Wib
Legislator sebut alasan ibu kota pindah demi wujudkan impian Soekarno
Senin, 29 Januari 2024 9:40 Wib
TKN: Prabowo janji wujudkan cita-cita Soekarno sejahterakan marhaen
Minggu, 17 Desember 2023 21:11 Wib
Taman Gor Kota Palu memiliki patung Soekarno
Senin, 4 Desember 2023 14:37 Wib
AirAsia tunda relokasi penerbangan domestik ke Terminal 2 Soetta
Sabtu, 2 Desember 2023 15:32 Wib
Ganjar dan Mahfud daftar ke KPU-RI naik eks mobil dinas RI-1 Soekarno
Kamis, 19 Oktober 2023 9:51 Wib