Malabo (antarasulteng.com) - Maroko diskors untuk dua turnamen Piala Afrika
mendatang sebagai hukuman karena mengundurkan diri dari menjadi tuan
rumah edisi 2015, dengan alasan kecemasan terhadap penyebaran virus
Ebola.
Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko (FRMF) juga didenda sebesar
satu juta dolar dan diwajibkan membayar 8,05 juta euro kepada
Konfederasi Sepak Bola Afrika dan mitra-mitranya, demikian pernyataan
CAF.
Komite eksekutif CAF menolak klaim-klaim force majeure dari FRMF
dan mendapati bahwa federasi itu harus bertanggung jawab secara
finansial untuk keputusan mengundurkan diri dari menjadi tuan rumah.
Maroko meminta turnamen itu ditunda setahun untuk meredakan masalah Ebola yang terjadi di Afrika barat.
Negara Afrika utara itu dicoret haknya untuk menjadi tuan rumah
oleh CAF pada November, ketika turnamen itu dipindahkan ke Guinea
Equatorial.
CAF mengatakan saat itu bahwa kecemasan-kecemasan Maroko
menimbulkan kegelisahan, khususnya kecemasan bahwa kompetisi itu akan
menarik puluhan ribu pengunjung dari Afrika barat di mana Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 9.000 orang meninggal karena
Ebola.
Menteri Pemuda dan Olahraga Maroko Mohamed Ouzzine saat itu memberi
kemungkinan bahwa para pemain yang berkarier di Eropa tidak akan ambil
bagian di turnamen, yang akan mengacaukan banyak hal, namun hal itu
tidak terwujud.
CAF juga memberi waktu sampai 31 Maret kepada Federasi Sepak Bola
Tunisia (TFF) untuk meminta maaf atas tingkah laku paa pemain mereka dan
presiden (TFF) Wadie Jary, menyusul kekalahan kontroversial di perempat
final dari Guinea Equatorial atau menghadapi pencoretan dari edisi
2017.
Jary telah diskors dari semua aktivitas CAF setelah ia menuduh
organisasi itu bias terhadap negaranya, menyusul penalti yang diberikan
kepada Guinea Equatorial yang membuat pertandingan antara keduanya harus
diteruskan ke masa perpanjangan waktu.
CAF mengatakan Jary harus meminta maaf atau memberikan surat dengan
"bukti tangible, tak terbantahkan" untuk mendukung klaim-klaimnya.
Tunisia telah didenda 50.000 dolar untuk apa yang disebut CAF
sebagai "tingkah laku agresif sebagian pendukungnya di tribun, invasi
lapangan setelah peluit akhir berbunyi oleh para pemain dan para pemain
pengganti... Menghina wasit dan berusaha menyerangnya secara fisik dan
perilaku yang disesalkan dari presiden Federasi Sepak Bola Tunisia."
Berita Terkait
Ronaldo beri ucapan selamat Idul Fitri untuk umat Islam di dunia
Kamis, 11 April 2024 7:10 Wib
Georgia, Ukraina dan Polandia melaju ke putaran final Piala Eropa 2024
Rabu, 27 Maret 2024 9:13 Wib
Gol cepat Pellegrini bantu Italia raih kemenangan 2-0 atas Ekuador
Senin, 25 Maret 2024 8:34 Wib
Ketum PSSI peringatkan standar sepak bola Asia Tenggara meningkat
Sabtu, 23 Maret 2024 9:49 Wib
ANTARA jadi mitra media resmi Liga Bola Basket Indonesia (IBL)
Jumat, 22 Maret 2024 11:32 Wib
Robinho akan jalani hukuman penjara 9 tahun terkait kasus pemerkosaan
Kamis, 21 Maret 2024 7:32 Wib
Christian Eriksen kecewa jarang dimainkan oleh Erik ten Hag
Rabu, 20 Maret 2024 10:22 Wib
Lionel Messi dipastikan absen bela Argentina di dua laga persahabatan
Selasa, 19 Maret 2024 9:07 Wib