Pemprov Segera Sikapi Tuntutan Petani Sigi

id irigasi

Pemprov Segera Sikapi Tuntutan Petani Sigi

Salah satu irigasi di Sulawesi Tengah. (Foto : dok.sdasulteng)

Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena ini untuk kepentingan orang banyak. Besok kami akan bertemu kembali dengan petani melihat langsung kondisi di lapangan
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Energi Sumber Daya Air akan segera menyikapi tuntutan petani Kabupaten Sigi terkait tidak maksimalnya layanan irigasi Gumbasa sehingga petani sulit memperoleh air.

"Ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, karena ini untuk kepentingan orang banyak. Besok kami akan bertemu kembali dengan petani melihat langsung kondisi di lapangan," kata Kepala SKPD Tugas Pembantuan Dinas Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah Satya Wicana di Palu, Senin.

Hal itu dikemukakan Satya terkait tuntutan petani dari Kabupaten Sigi karena sawah mereka tidak bisa difungsikan akibat keterbatasan air yang disuplai dari daerah irigasi Gumbasa, padahal irigasi besar itu baru saja mengalami perbaikan.

Satya mengatakan dirinya bersama-sama petani akan mengukur langsung debit air yang tersedia apakah masih normal atau kurang dari debit normalnya.

"Kalau debit airnya normal, kemungkinan ada kesalahan teknis oleh petugas pintu air. Nanti besok (Selasa) baru bisa dipastikan kondisi yang sebenarnya," katanya.

Menurut Satya, debit normal irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui Balai Sungai Wilayah Sulawesi tersebut yakni 16 meter kubik per detik.

"Kalau ternyata kurang dari itu, maka perlu kita carikan solusinya," katanya.

Satya mengatakan berdasarkan jadwal tanam dan distribusi air yang sudah disepakati bersama dengan petani, petugas pintu air, dinas pertanian dan pemerintah kecamatan, mestinya air tetap mengalir sampai pertengahan Maret 2016.

"Tetapi dari sisi pertanian, periode Januari sampai Maret 2016, waspada menanam karena ancaman hama penyakit. Saya curiga karena dasar ini sehingga petugas pintu air tidak memaksimalkan suplai air," katanya.

Dia mengatakan Dinas Sumber Daya Air akan mencari solusi atas keluhan petani akibat tidak maksimalnya suplai air irigasi ke sawah.

Petani dari belasan desa di Kabupaten Sigi di antaranya Desa Solove, Karawana, Kotarindau, Botoya, Langaleso, Sidera, Watubula, Maranat dan Jono menuntut ke Balai Sungai Wilayah Sulawesi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakkyat RI agar memaksimalkan fungsi irigasi karena selama ini mereka hanya menerima air secara bergiliran.

"Sudah empat musim panen kami air selalu digilir. Itupun airnya tidak sampai ke sawah kami," kata kata Riswan, salah seorang petani dari Desa Karawana.

Dia mengatakan produktivitas sawah mereka anjlok bahkan tidak bisa dikelola karena ketiadaan air.

Mereka mendapat gililiran air per tiga hari, namun dalam rentang waktu itu air sulit mengalir sampai ke sawah mereka.

"Apalagi ini musim kemarau. Air belum sampai di sawah kami, sudah ditutup lagi irigasinya," katanya.