Korban Banjir Sigi Butuh Bantuan Pangan

id bantuan

Korban Banjir Sigi Butuh Bantuan Pangan

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Korban banjir bandang di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih membutuhkan bantuan, terutama bahan pangan, selimut dan pakaian.

"Sudah ada bantuan yang mengalir ke Posko, tetapi masih kurang, mengingat kebanyakan warga yang menjadi korban bencana banjir bandang di Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo pada Selasa (17/5) itu rumah dan perabot serta peralatan rumah tangga habis diterjang banjir," kata Pakula Paulus, camat di wilayah itu, Kamis.

Ia mengatakan para korban masih membutuhkan uluran tangan dari semua pihak, terutama untuk kebutuhan sehari-hari dan juga pakaian dan selimut, apalagi di wilayah itu cukup dingin pada malam hari.

Rata-rata korban hanya memakai baju yang dipakai saat sebelum bencana alam terjadi. Semua pakaian mereka habis diterjang banjir lumpur yang disertai pepohonan tumbang dan jug potongan-potongan kayu diduga kuat merupakan hasil tembangan liar di hutan sekitarnya.

Karena itu, jika ada pihak-pihak yang ingin menyalurkan bantuan untuk para korban, seyogyanya disalurkan lewat posko bencana alam yang dipusatkan di Desa Sintuwu, Kecamatan Palolo.

Poskonya hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi banjir bandang.

Semua bantuan dipastikan diterima dan disalurkan kepada mereka yang berhak untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan tersebut.

"Jangan khawatir dengan bantuannya, sebab hanya ada satu posko yang menyalurkan semua bantuan apa saja yang disalurkan lewat posko," kata Camat Pakulla.

Banjir bandang di Desa Sintuwu menelan seorang korban jiwa.

Data sementara dari posko bencana setempat melaporkan satu unit mobil dan sekitar 10 unit kendaraan sepeda motor terkubur akibat banjir bandang.

Bertikutnya badan jalan sekitar dua kimometer masih terisolir karena tertimbun berbagai material tanah, batu-batuan dan pepohonan.

Hingga kini badan jalan yang tertimbun itu belum bisa dilalui kendaraan, kecuali jalan kaki. Itupun harus berjuang keras menghadapi lumpur tebal dan potongan-potongan kayu yang diduga adalah hasil penebangan liar oknum masyarakt yang hanya mementingkan diri sendiri dengan membuka lahan kebun.