Round Up: Kedamaian Idul Fitri 2016 Tercabik Serangan ISIS

id isis

Round Up: Kedamaian Idul Fitri 2016 Tercabik Serangan ISIS

Aksi Tolak ISIS. Massa yang tergabung dalam Kesatuan Islam Indonesia Anti Sara (KIIAS) melakukan aksi unjuk rasa didepan patung kuda, Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/3/15). Aksi ini dilakukan untuk menolak keras keberadaan ISIS di Indonesia. (ANTARA FOTO/David

Jakarta (antarasulteng.com) - Harapan warga Muslim untuk dapat menikmati datangnya hari kemenangan, Idul Fitri, dengan tenang, damai dan penuh kegembiraan, tahun ini di sejumlah belahan dunia tercabik dengan munculnya serangan oleh kelompok-kelompok militan hingga memunculkan banyak korban. 

Bangladesh, Arab Saudi, Turki dan Irak adalah negara-negara yang beberapa hari belakangan menjadi target serangan para teroris. 

Tidak hanya menjelang, hari jatuhnya Idul Fitri 1437 H juga dijadikan target waktu serangan oleh kelompok militan. 

Di Bangladesh pada Kamis (7/7), sekelompok milisi menyerang polisi yang sedang mengamankan pelaksanaan shalat Id, menewaskan tiga orang dan melukai 14 lainnya di kota Kishoreganj, sekitar 140 kilometer dari Dhaka. 

Lokasi serangan adalah Sholakia Eidgah, lapangan besar tempat ratusan ribu orang berkumpul hampir setiap tahun --sejak awal abad ke-19, untuk melaksanakan shalat Id. 

Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah ibu kota negara Bangladesh, Dhaka, diguncang serangan lainnya, yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan ISIS. 

Pada Jumat lalu ((1/7) itu, lima pemuda militan membunuh 20 orang, sebagian besar adalah warga negara asing, dalam serangan ke sebuah restoran di Dhaka. Mereka juga melukai 40 lainnya. 

Dalam beberapa hari terakhir ini, gelombang serangan pengeboman, yang dinyatakan dilakukan oleh ISIS, juga melanda Arab Saudi, Irak dan Turki, pada hari-hari terakhir umat Islam menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan. 

Milisi-milisi menyerang tiga kota di Arab Saudi pada Senin (4/7), menewaskan setidaknya empat anggota petugas keamanan. 

Rangkaian serangan tampaknya disesuaikan dengan waktu para warga Muslim di Saudi mempersiapkan diri untuk berbuka puasa pada hari terakhir bulan Ramadhan. 

Keempat petugas keamanan itu terbunuh karena serangan bom bunuh diri di dekat Masjid Nabawi di Madinah, tempat paling suci kedua bagi umat Islam. 

Pada hari yang sama, ledakan juga terjadi di luar sebuah masjid Syiah di Arab Saudi timur dan di dekat Konsulat Amerika Serikat di Jeddah. 

Irak juga mengalami serangan mengerikan pada Sabtu (2/7) di Baghdad.

Pengeboman bunuh diri besar-besaran di pusat perbelanjaan di Baghdad, Karrada, itu menjatuhkan korban tewas hingga 250 orang, menurut Kementerian Kesehatan Irak. 

Di Turki, tiga pengebom bunuh diri, yang diduga merupakan anggota ISIS, pada 28 Juni menyerang bandar udara utama Istanbul hingga menewaskan 44 orang. 

Kepolisian Turki telah menahan 11 warga negara asing yang dicurigai merupakan anggota jaringan ISIS di Istanbul terkait dengan pengeboman bunuh diri tersebut. 

Peringatan, bahwa kelompok ISIS sebenarnya menjadikan Islam sebagai kedok untuk melancarkan aksi-aksi brutal mereka tanpa pandang bulu, disuarakan oleh berbagai pihak. 

Sejumlah pihak juga menyatakan tekad untuk memerangi radikalisasi dan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat agar menentang pemikiran radikal. 

Seperti dilaporkan Reuters, kepala badan hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-bangsa menggambarkan pengeboman di luar masjid Nabawi, Madinah, itu sebagai "serangan terhadap Islam".

Raja Arab Saudi memperingatkan bahwa negaranya akan memukul dengan "tangan besi" orang-orang yang menggiring para pemuda lugu menjadi ekstremis keagamaan.

Ketika menyampaikan pidato menyambut Idul Fitri, Raja mengatakan tantangan utama yang dihadapi Arab Saudi adalah menjaga masa depan para pemuda untuk tidak terkena radikalisasi. 

Pemuka agama Bangladesh, Farid-uddin Masud, baru-baru ini mengecam tindakan kalangan pegaris keras. Ia lalu mengumpulkan tanda tangan untuk mengutuk serangan pada hari Idul Fitri di kotanya sebagai tindakan yang tidak Islami. 

ISIS telah mengancam bahwa kekerasan akan terus digulirkan sampai hukum Islam ditegakkan di seluruh dunia, dengan mengatakan dalam sebuah video bahwa serangan Dhaka merupakan salah satu petunjuk tentang apa yang akan terjadi.

Pemerintah Bangladesh menyatakan tidak akan membiarkan negaranya ditakut-takuti kelompok militan, yang mengaku Islamis. 

"Tujuan mereka bukan untuk membentuk ideologi Islam tapi untuk menodai citra pemerintahan dan negara ini," Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan. 

"Kita akan menghadapi mereka dengan sekuat tenaga," tegasnya. 

(Uu.T008)