Tentara Amerika Dihukum Karena Pembakaran Qur'an

id quran, tentara, amerika

Tentara Amerika Dihukum Karena Pembakaran Qur'an

Ilustrasi (ANTARA)

Washington - Militer Amerika Serikat, Senin, mengatakan telah menghukum tentara AS atas dua insiden yang menimbulkan pelanggaran hukum di Afghanistan awal tahun ini, yaitu video yang menampilkan anggota angkatan laut buang air kecil di atas mayat dan kasus pembakaran Al Qur'an.
        
Hukuman secara administrasi--seperti penurunan pangkat atau denda--dijatuhi sebagai tuntutan pidana jangka pendek dan belum jelas apakah hukuman tersebut bisa menebus keadilan yang diminta warga Afghanistan atau tidak.
        
Presiden Afghanistan Hamid Karzai sebelumnya pada awal tahun menyebut aksi tentara di dalam video itu sebagai tindakan "tidak berprikemanusiaan". Dia juga menyerukan pengadilan terbuka bagi para tentara atas pembakaran Al Qur'an.
        
Investigasi terperinci dari pihak militer AS menunjukkan sebanyak lebih dari 100 Qur'an dan dan teks religius lain yang berasal dari perpustakaan di pusat penjara--yang sebelumnya dirahasiakan--terbakar pada 20 Februari.
        
Laporan investigasi itu juga menyatakan bahwa peringatan dari warga Afghan, termasuk tentara Afghan,tidak diabaikan. Laporan yang sama juga menghubungkan insiden tersebut sebagai alat untuk memecah kepercayaan antara masyarakat Amerika dan Afghanistan.
        
"Namun, saya menolak pendapat apa pun yang melibatkan tindakan jahat untuk tidak menghormati Qur'an dan mencemarkan nama baik Islam," kata petugas investigasi Brigadir Jenderal Bryan Watson kepada Reuters--yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.
        
Ketidakpercayaan antara pasukan AS dengan Afghanistan semakin meruncing beberapa pekan terakhir akibat "serangan orang dalam", di mana masyarakat Afghanistan yang dianggap sahabat berbalik melawan pasukan AS.
        
Hal tersebut merusak kepercayaan terhadap strategi penarikan tentara AS yang bergantung pada pelatihan tentara Afghan--terkadang sejumlah kecil tentara AS menemani mereka di lokasi terpencil--agar mereka bisa mengendalikan keamanan. Kebanyakan pasukan tentara AS diharapkan untuk meninggalkan negara itu pada akhir 2014. (Ant/Rtr)