Jalan alternatif Petapa-Toboli batal dibangun

id Parimo

Jalan alternatif Petapa-Toboli batal dibangun

Kabag Humas Setkab Parigi Moutong Syamsu Nadjamuddin (Antarasulteng.com/Humas Parimo)

Pemkab siapkan dana ganti rugi Rp15.000 sampai Rp20.000/m2, tapi warga minta Rp55.000m2.
Parigi (antarasulteng.com) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, membatalkan pembangunan jalan alternatif dari Desa Patapa ke Desa Toboli, Kecamatan Parigi Tengah, karena tidak ada kesepakatan soal harga tanah yang akan dibebaskan.

"Karena tak tercapai kata sepakat, pemkab akhirnya membatalkan pembangunan jalan itu," kata Kabag Humas Setda Parigi Moutong Syamsu Nadjamuddin yang dihubungi di Parigi, Rabu.

Menurut Syamsu, warga yang tanahnya akan dilintasi jalur jalan itu menolak harga yang ditawarkan pemkab antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per meter persegi dan menginginkan Rp55.000 m2 seperti ganti rugi lokasi Sail Tomini 2015 di Dusun Kayu Bura, Desa Pelawa Baru, Kecamatan Parigi Tengah.

Dengan batalnya rencana pembangunan jalan Petapa-Toboli itu, kata Syamsu Nadjamuddin, maka bantuan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp5 miliar yang akan digunakan membangun jalan tersebut terancam akan dikembalikan ke pemerintah pusat.

"Sangat disayangkan memang, bantuan pusat senilai Rp5 miliar itu harus kita kembalikan," ujarnya.

Dikatakannya, warga pemilik lahan di jalan yang akan dirintis itu seyogianya tidak menuntut harga tanah yang sama dengan lokasi Sail Tomini 2015, mengingat lokasi Sail Tomini berhadapan langsung dengan jalan trans sulawesi, sehingga wajar jika harganya relatif lebih tinggi.

"Jalan Patapa-Toboli Barat ini baru mau dirintis, sehingga tidak wajar kalau harga tanah di situ sama dengan lokasi Sail Tomini. Nanti kalau akses jalan ini sudah tembus, maka secara otomatis harga tanah di situ akan naik," ujar Syamsu.

Pemilik tanah yang akan dilalui pembangunan jalan Petapa Toboli Barat itu berjumlah 157 orang. Di dalam lahan mereka terdapat perkebunan produktif seperti sawah dan perkebunan kakao termasuk tujuh kuburan.

Pembangunan jalan Petapa-Toboli sepanjang 9,5 km itu akan menjadi jalur alternatif untuk mengurai kemacetan di jalan trans sulawesi yang sering terjadi saat pelaksanaan kegiatan berskala provinsi dan nasional di eks lokasi Sail Tomini.

"Kalau jalan Petapa-Toboli Barat ini dibuka, maka kita akan memiliki jalur alternatif, sehingga tidak ada lagi kemacetan panjang di jalan trans sulawesi saat hajatan berskala besar dilaksanakan di eks lokasi Sail Tomini," kata Syamsu.