India akan kirim tim bidang farmasi ke Indonesia

id kemenperin, airlangga

India akan kirim tim bidang farmasi ke Indonesia

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

New Delhi (antarasulteng.com) - India akan mengirimkan tim farmasi ke Indonesia untuk menjajaki potensi kerja sama dan kemungkinan menyediakan pasokan bagi industri farmasi nusantara.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di New Delhi, Selasa, mengatakan dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke India, penjajakan kerja sama di bidang industri farmasi merupakan salah satu yang dibahas di antaranya kedua negara.

"Kita membahas tentang industri farmasi, memang ada keinginan India masuk ke Indonesia," kata Airlangga.

Menurut dia, ada beberapa peluang yang bisa digarap, mengingat regulasi khususnya di bidang farmasi Indonesia seperti active ingredient produk farmasi masih bebas dimiliki 100 persen oleh penanam modal.

"Tapi saya jelaskan kalau industrinya terkait obat generik atau obat murah itu harus local company dan mereka bisa mengerti," katanya.

India pun mengusulkan agar proses persetujuan di Badan POM di Indonesia lebih disederhanakan meski telah berlaku setara antara perusahaan asing maupun lokal.

"Mereka mengusulkan apakah jika sudah sesuai standar FDA atau WHO bisa otomatis mendapatkan dari kita, dan kami akan kaji hal itu," katanya.

Dalam pertemuan dengan India, Airlangga mengatakan, potensi kerja sama yang lain juga mengemuka di antaranya komponen otomotif.

Indonesia juga mendorong India untuk merampungkan kajiannya terkait ASEAN Regional Comprehensive Economic Partnership (ARCEP) agar bisa terjalin link value chain dengan Indonesia khususnya dalam mendorong pengembangan industri.

India juga mendorong Indonesia masuk dalam Solar Alliance untuk masa depan energi terbarukan dengan kemampuan Indonesia saat ini yang telah mampu membuat baterai solar.

Airlangga pun sempat membahas dengan para CEO perusahaan terkemuka di India tentang upaya mendorong kerja sama pelatihan vokasional di bidang teknik dan industri termasuk baja dan otomotif.

"Dalam CEO forum juga muncul isu mengenai batubara terkait batasan harga untuk kepentingan investasi agar lebih terjamin," katanya.