Palu, (antarasulteng.com) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah gencar menyosialisasikan uang rupiah emisi tahun 2016, khususnya di Kota Palu.
"Kami sudah melaksanakan beberapa kali sosialisasi dan konferensi pers sejak diluncurkan Presiden Joko Widodo 19 Desember 2016," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulteng, Miyono di Palu, Senin.
Ia menjelaskan sosialisasi terakhir dilaksanakan Sabtu (21/1) kepada ratusan perwakilan bank, bendahara perusahaan, bendahara instansi pemerintah dan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Palu.
Selain itu, pihaknya melakukan sosialisasi kepada ratusan santri dan guru di Pondok Pesatren Alkhairat, sosialisasi melalui siaran langsung di TVRI Sulteng, sosialisasi bagi ratusan aparat Polri di Polda Sulteng, puluhan pejabat eselon II di Kantor Gubernur Sulteng, siaran langsung di radio dan di internal karyawan BI Sulteng.
"Dalam waktu dekat kami akan melakukan sosialisasi di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara, sekaligus terkait penggunaan uang rupiah dalam transaksi," ujarnya.
Miyono mengatakan, pihaknya mendapat informasi bahwa di daerah pertambangan Kabupaten Morowali telah terjadi transaksi menggunakan mata uang asing, khususnya mata uang Tiongkok yakni yuan.
"Itu tidak boleh terjadi karena transaksi menggunakan mata uang selain rupiah di dalam wilayah Indonesia, ada ancaman pidananya," ungkap Miyono.
Miyono berharap di daerah-daerah seperti itu, pihak perbankan baik milik negara maupun swasta dapat membuka layanan penukaran uang asing.
"Kami juga mendorong swasta bisa membuka layanan itu," kata Miyono.
Dalam setiap kali sosialisasi, kata Miyono, pihaknya selalu menjelaskan mengenai bentuk fisik uang rupiah emisi tahun 2016 dengan beberapa ciri khas, sehingga bisa diketahui apakah uang itu asli atau palsu.
Bentuk fisik uang terdiri dari beberapa pecahan yakni Rp100.000 kertas bergambar Dr Ir Soekarno dan Dr Drs Mohammad Hatta bercorak warna merah. Pecahan Rp50.000 kertas bergambar Ir H Djuanda Kartawidjaja bercorak biru.
Pecahan Rp20.000 kertas bergambar Dr GSSJ Ratulangi bercorak hijau. Pecahan Rp10.000 kertas bergambar Frans Kaisiepo bercorak ungu. Pecahan Rp5.000 kertas bergambar Dr KH Idham Chalid bercorak kecoklatan. Pecahan Rp2.000 kertas bergambar Mohammad Hoesni Thamrin berwana abu-abu dan pecahan Rp1.000 kertas bergambar Tjut Meutia bercorak hijau.
Kemudian uang rupiah logam pecahan Rp1.000 bergambar Mr I Gusti Ketut Pudja, logam Rp500 bergambar Letjen TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang, logam Rp200 bergambar Dr Tjiptomangunkusumo dan logam Rp100 bergambar Prof Dr Ir Herman Johanes.
Berita Terkait
Gubernur Longki puji kinerja mantan Kepala Perwakilan BI
Rabu, 17 Juli 2019 20:20 Wib
BI Sulteng ajak warga konsumsi ikan air tawar
Selasa, 18 Desember 2018 18:15 Wib
Jelang Natal dan tahun baru 2019, BI Sulteng siapkan Rp1,4 Triliun
Sabtu, 8 Desember 2018 20:51 Wib
BI optimistis perekonomian Sulteng membaik
Sabtu, 13 Oktober 2018 15:06 Wib
Temuan uang palsu BI Sulteng 84 lembar
Jumat, 22 Juni 2018 18:36 Wib
Pemprov Sulteng perlu berjuang kendalikan inflasi
Jumat, 22 Juni 2018 18:32 Wib
BI: inflasi pengaruhi pertumbuhan ekonomi
Kamis, 21 Juni 2018 14:21 Wib
Inflasi Sulteng triwulan III diprediksi naik
Minggu, 10 Juni 2018 20:02 Wib