Asosiasi dosen tawarkan program forum ekonomi keluarga

id dosen

Asosiasi dosen tawarkan program forum ekonomi keluarga

Ketua Umum ALFED Dr Bambang Setiono (tengah, depan). (ist)

Jakarta (antarasulteng.com) - Asosiasi Dosen bagi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (ALFED) menawarkan program Forum Ekonomi Keluarga (FOREK) kepada pemerintah untuk menjawab tantangan peningkatan target keuangan inklusif di Tanah Air.

Ketua Umum ALFED Dr Bambang Setiono mengatakan FOREK akan membantu meningkatkan produktivitas, mengendalikan konsumsi, dan meningkatkan investasi keluarga sasaran.

"FOREK ini intinya adalah untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam bidang produksi, konsumsi, dan investasi. Bagaimana mereka mengelola itu semua," ujar Bambang saat peluncuran FOREK di Jakarta, Senin.

FOREK adalah sebuah forum yang anggotanya antara lain wakil pemerintahan kecamatan, wakil dari otoritas keuangan atau otoritas moneter, wakil lembaga keuangan di wilayah kecamatan, wakil industri di wilayah kecamatan, wakil target keluarga di wilayah kecamatan, dan fasilitator, yang dalam hal ini adalah dosen anggota ALFED pada wilayah yang bersangkutan.

Adapun target keluarga dari kegiatan FOREK yaitu keluarga miskin, keluarga dengan usaha mikro, keluarga dengan usaha ritel, keluarga TKI, dan keluarga yang akan magang bekerja di luar negeri.

"Dalam jangka panjang, kegiatan FOREK diharapkan dapat meningkatkan partisipasi keluarga Indonesia, khususnya dari keluarga target sasaran pembangunan dalam pembangunan ekonomi setempat dan program-program nasional terkait di wilayahnya," ujar Bambang.

Sementara itu, dalam jangka pendek, diharapkan dapat terbentuk FOREK Kecamatan yang dapat beroperasi secara efektif untuk mengembangkan tingkat inklusi keuangan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan indeks inklusi keuangan global (Global Findex) 2014, tingkat inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 36 persen, sementara India sudah mencapai 51 persen dan Tiongkok 79 persen.

Dengan data jumlah penduduk di atas usia 15 tahun pada 2014 sebesar 183 juta orang, indeks inklusi keuangan tersebut memberikan estimasi bahwa hampir 120 juta penduduk dewasa yang belum memiliki rekening tabungan, sehingga tidak dapat menikmati fasilitas yang dimiliki oleh lembaga keuangan formal.