Pertamina: Stok Elpiji Daerah Terpencil Sulteng Aman

id pertamina

Pertamina: Stok Elpiji Daerah Terpencil Sulteng Aman

PT. Pertamina (antaranews.com)

Palu,  (antarasulteng.com) - PT Pertamina Region VII Sulawesi Tengah menyatakan bahwa ketersediaan elpiji bersubsidi di daerah-daerah terpencil saat ini dalam kondisi aman dan tercukupi.

Sales Executive LPG Sulteng Bagus Sulistio Hadi mengatakan di Palu, Sabtu, terkait penyaluran elpiji di Sulteng, Pertamina telah mengupayakan secara maksimal kecukupan stok baik yang 3 kilogram bersubsidi, maupun nonsubsidi seperti bright gas 12 kg dan elpiji 50 kg.

"Saat ini elpiji di Sulteng tersedia dalam kondisi cukup dan memadai," katanya saat dihubungi dari Palu.

Kata Bagus, penyaluran elpiji di kabupaten atau daerah terpencil se Sulteng saat ini telah tersedia. Dari 13 kabupaten dan kota, elpiji 3 kilogran sudah ada di 11 kabupaten dan kota.

"Untuk daerah Morowali dan Kolonedale Kabupaten Morowali Utara, elpiji 3 kilogram juga sudah tersedia," ujarnya.

Dalam pendistribusian elpiji di Sulteng, kata Bagus, salah satu yang menjadi kendala yakni kondisi daerah yang cenderung lebih banyak disalurkan melalui perjaanan darat.

"Kami menggunakan mobil skidtank dari Makassar yang jaraknya sampai ribuan kilometer, untuk memenuhi kebutuhan elpiji di Sulteng, katanya menjelaskan.

Sementara itu, terkait harga jual elpiji bersubsidi 3 kilogram ke masyarakat, kata Bagus, adalah menjadi kewenangan Pemerintah untuk menetapkannya. Pihak pertamina hanya sebagai operator dalam mengupayakan tersedianya elpiji subsidi dan nonsubsidi di Sulteng.

Selain itu, pihaknya terus melakukan koordinasi bersama pemerintah daerah agar dapat menjaga kestabilan harga di masyarakat. Pihaknya juga berharap pemerintah daerah dapat terus membantu melakukan pengawasan di masyarakat.

"Kami berharap informasi ketersediaan elpiji bisa kami dapatkan untuk mengantisipasi apabila terjadi kekurangan di pasar," harapnya dan menambahkan bahwa pengawasan masyarakat dan pemerintah ini akan membantu mencari solusi ketika terjadi kelangkaan LPG baik subsidi maupun non subsidi di masyarakat.

Salah satu daerah tertinggal di Provinsi Sulteng yakni Kabupaten Parigi Moutong yang memiliki banyak daerah terpencil telah mengeluarkan surat edaran nomor 542/0195/Bag. Perekonomian tertanggal 13 Janurai 2017 tentang pengawasan tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi dan harga eceran tertinggi (HET).

Surat edaran itu dibuat mengingat adanya kenaikan harga di tingkat masyarakat yang melebihi HET yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan Keputusan Gubernur Sulteng Nomor 11 tahun 2014 tentang penetapan HET LPG 3 kilogram Provinsi Sulawesi Tengah.

Untuk kecamatan dengan jarak 0-60 kilometer dari ibu kota kabupaten, HET sebesar Rp16 ribu. Kecamatan dengan jarak 61-120 kilometer harga naik menjadi Rp17.900. Kecamatan dengan jarak 121-180 kilometer, harga LPG 3 kilogram bersubsidi sebesar Rp19.800.

Selanjutnya kecamatan dengan jarak 181-240 kilometer, harga eceran tertinggi sebesar Rp21.000, serta kecamatan dengan jarak 241-300 kilometer harga naik menjadi Rp22.200.

Selain itu, semua sub penyalur atau pangkalan harus memasang dan mencantumkan HET tanda gas LPG 3 kilogram pada papan pangkalan agar diketahui oleh konsumen.

Kemudian penyalur/agen atau sub penyalur/pangkalan tidak dibenarkan menambah bentuk komponen biaya lainnya diluar ketentuan yang telah ditetapkan.