Tim Kemenko Maritim Tinjau Budidaya Bandeng Laut Donggala

id DKP

Tim Kemenko Maritim Tinjau Budidaya Bandeng Laut Donggala

Tim Kemenko Maritim dan Kementerian KP yang didampingi Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo meninjau budidaya bandeng perairan laut dengan sistem KJA di Desa Kabonga Kecil, Donggala, Jumat (24/3) (Antarasulteng.com/Anas Massa)

Hasip panen ujicoba KJT bandeng di PPI Donggala 2016 adalah 210 ton per hektare.
Donggala (antarasulteng.com) -  Inovasi teknologi yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah yang mengembangkan budidaya bandeng di perairan laut dengan sistem keramba jaring tancap (KJT) dan keramba jaring apung (KJA) di Donggala, mendapat perhatian serius dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Salah satu wujud perhatian tersebut, Kemenko Maritim akan menggelar workshop nasional budidaya ikan bandeng di perairan laut dengan sistem KJA dan KJT pada Juli 2017 nanti

Sebagai persiapan workshop itu, sebuah tim dari Kemenko Kemaritiman dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengunjungi lokasi budidaya bandeng dengan sistem keramba di periaran laut yang dikembangkan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng di Donggala, Jumat.

Lokasi yang ditinjau adalah budidaya bandeng dengan sistem keramba jaring tancap ((KJT) di bawah kolong dermaga pelabuhan pendaratan ikan (PPI) dan keramba jaring apung di perairan sekitar 500 meter dari pantai Desa Kabonga Kecil, Kecamatan Bawana, Kabupaten Donggala.

"Program ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak terkait yang tentu pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di pesisir pantai," kata Dr Haeru dari Kemenko Maritim.

Menurut dia, jika sistem budidaya ini berhasil, pemerintah akan mengembangkannya ke seluruh provinsi, kabupaten dan kota yang memiliki perairan laut.

Ia mengatakan kedatangan tim Kemenko Maritim dan Kementerian KP serta kementerian lainnya sebagai bentuk kepedulian dan dukungan pemerintah pusat terhadap inovasi teknologi yang dihasilkan Sulteng untuk kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir.

Pemerintah pusat akan menyentuh program ini dari beberapa aspek yang untuk meningkatkan skala usaha, misalnya Kemenko Kemaritiman menyentuh dari aspek kebijakan sedangkan Kementerian KP menangani dari aspek teknis perikanan tangkap dan budidaya serta pengolahan.

Ikan bandeng, kata dia, sejak zaman dahulu (Kerajaan Majapahit) sudah dikembangkan di Tanah Air dan kini menjadi salah satu jenis ikan bersirip yang menjadi prioritas pengembangan.

"Sekarang kami mencoba mengangkat karena ikan bandeng bernilai ekonomis tinggi dan sangat laku di pasaran dalam maupun luar negeri," katanya.

Sebagai tindak lanjut dari inovasi teknologi tersebut, Kemenko Maritim dan kementerian terkait mencoba untuk menyeminasikan kepada seluruh khalayak.

Makanya, kata Haeru, Kemenko Maritim akan memelopori workshop nasional inovasi teknologi budidaya bandeng yang akan dilaksanakan di Kota Palu dan Donggala pada Juli 2017.

"Kami akan mengundang semua gubernur, bupati, wali kota, termasuk para pengusaha bandeng dan instansi terkait lainnya untuk mengikuti kegiatan dimaksud," kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo mengatakan jika teknologi ini berhasil, bukan hanya Sulteng akan menikmati, tetapi semua daerah yang memiliki laut.

Dalam ujicoba tahap pertama, hasil panen keramba jaring tancap berukuran 8x16 meter di PPI Donggala itu adalah 2,7 ton yang bila dikonversi kedalam satuan hektare berarti produktivitas teknologi budi daya ini mencapai 210 ton perhektare untuk satu siklus panen.

Budidaya bandeng di laut dengan sistem keramba ini memanfaatkan lokasi yang menganggur dan teknologi ini telah sukses akan banyak sekali lokasi di pinggir-pinggir laut yang bisa dijadikan lokasi budi daya.

Menurut dia, akan sangat besar pengaruhnya pada upaya pemerintah meningkatkan produksi perikanan budidaya dan tujuan akhir tentu mampu menurukan angka kemiskinan dan memperkuat ketahanan pangan.

Ia menjelaskan bandeng yang dibudidayakan di laut dan di tambak akan berbeda rasanya, komposisi teksturnya akan lain, mungkin juga kandungan proteinnya juga tidak sama.

Daging bandeng laut di Filipina diolah menjadi bubur bandeng."Di Fhilipina mau cari bubur ayam sulit, tetapi bubur badeng sangat banyak," katanya.