Heboh di AS, Trump bocorkan rahasia negara kepada Menlu Rusia

id trump

Heboh di AS, Trump bocorkan rahasia negara kepada Menlu Rusia

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ( REUTERS/Kevin Lamarque)

Sangat mengejutkan...
Jakarta (antarasulteng.com) -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump membocorkan informasi intelijen sangat rahasia milik negaranya kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia Untuk Amerika Serikat Sergey Kislyak melalui sebuah pertemuan di Gedung Putih pekan lalu, kata para pejabat dan mantan pejabat AS kepada Washington Post.

Menurut mereka, tindakan Trump membocorkan informasi menyangkut ISIS itu membahayakan sumber intelijen penting AS yang tengah menyusup ke ISIS di Timur Tengah.

Para pejabat menggolongkan tindakan Trump membagi informasi intelijen kepada Rusia itu sebagai sensitif mengingat materi intelijen yang dibagi kepada Rusia itu belum disampaikan kepada sekutu-sekutu AS dan bahkan pemerintahan AS sendiri.

Para pejabat menyebut Trump telah membahayakan kerja sama dengan sebuah negara sekutu yang memiliki akses ke lingkaran terdalam ISIS di Suriah. 

"Trump telah mengungkapkan informasi secara lebih banyak kepada duta besar Rusia itu ketimbang yang kami bagikan kepada sekutu-sekutu kita," kata seorang pejabat AS yang mengetahui benar informasi intelijen yang dibocorkan Trump tersebut.

Sehari setelah memecat Direktur FBI James B. Comey, Trump dikunjungi Sergei Lavrov dan Sergey Kislyak  yang ironisnya menjadi dua tokoh kunci dalam kontroversi intervensi Rusia pada Pemilu AS  2016, di Ruang Oval.  Pada pertemuan inilah Trump membeberkan secara rinci ancaman serangan teror ISIS lewat laptop di pesawat terbang.

Bagi siapa pun dalam pemerintahan AS, membahas materi semacam itu dengan musuh, adalah ilegal. Oleh karena itu, tindakan Trump bisa dikategorikan melanggar undang-undang. Namun para pejabat Gedung Putih yang ikut dalam pertemuan itu mengaku Trump hanya membahas keprihatinan terhadap terorisme.

"Presiden dan menteri luar negeri (Rusia) mengkaji ancaman bersama dari organisasi-organisasi teroris untuk memasukkan ancaman teroris dalam penerbangan," kata H.R. McMaster, penasihat keamanan nasional, yang turut dalam pertemuan itu.

CIA dan NSA menolak mengomentari hal ini, namun para pejabat pemerintah AS mengungkapkan keprihatinan mereka kepada cara Trump mengelola informasi sensitif dan kepekaannya terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan akibat itu.

"Sangat mengejutkan," kata seorang mantan pejabat senior AS yang masih berhubungan erat dengan pemerintahan sekarang pimpinan Trump, "Trump sembrono sekali dan tidak memahami gravitasi masalah-masalah yang dia hadapi, khususnya dalam soal intelijen dan keamanan nasional."

Washington Post mengaku mendapatkan bocoran rincian plot detail dari informasi intelijen yang dibocorkan Trump, termasuk nama sebuah kota.

"Semua orang tahu alur ini sangat peka dan ide membagi informasi kepada Rusia pada tingkat serinci ini adalah membahayakan," kata seorang mantan pejabat kontraintelijen senior AS yang masih berhubungan dengan para pejabat intelijen pemerintahan Trump.

Pembeberan lokasi itu dianggap sangat membahayakan karena Rusia bisa saja memanfaatkan informasi rinci itu untuk mengenali sekutu-sekutu AS atau kapabilitas intelijen pihak yang terlibat.

"Rusia bisa mengetahui sumber-sumber atau strategi-strategi kita," kata sang pejabat senior AS kepada Washington Post. (skd)