DPO Terorisme Poso Tewas Tertembak adalah Barok dan Askar

id kapolda

DPO Terorisme Poso Tewas Tertembak adalah Barok dan Askar

Kapolda Rudy yang didampingi Panglima Komando Daerah Militer XIII Merdeka Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito menjelaskan kronologi baku tembak terjadi di daerah Simpang Angin wilayah Gunung Biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Selasa (15/5), sekitar pukul 12.05 Wita. (Foto Antara/ Fauzi)

Dalam baku tembak, dua dari mereka tewas di tempat dan satu dari Satgas Tinombala terkena serpihan peluru, yakni Pratu Zulfikar...
Palu  (antarasulteng.com) - Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi menyatakan dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Satuan Tugas Tinombala di Poso diidentifikasi sementara bernama Barok dan Askar.

"Mereka masuk dalam sembilan orang daftar pencarian orang di Poso sebagai anggota dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT)," katanya kepada sejumlah wartawan di Mapolda Sulteng di Palu, Selasa.

Dua orang itu, yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga asal Bima NTB.

Kapolda Rudy yang didampingi Panglima Komando Daerah Militer XIII Merdeka Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito menjelaskan kronologi baku tembak terjadi di daerah Simpang Angin wilayah Gunung Biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Selasa (15/5), sekitar pukul 12.05 Wita.

Saat itu, katanya, pasukan Satgas Tinombala sedang melakukan patroli. Mereka melihat empat orang berada di sebuah bivak dengan membawa senjata laras panjang.

Setelah melihat ciri orang yang tidak dikenal itu dan meyakini mereka bagian dari sembilan DPO, Satgas Tinombala langsung melakukan upaya untuk melumpuhkan, tetapi dibalas dengan tembakan dari kelompok tersebut.

"Dalam baku tembak, dua dari mereka tewas di tempat dan satu dari Satgas Tinombala terkena serpihan peluru, yakni Pratu Zulfikar," katanya.

Usai baku tembak, katanya, Satgas Tinombala mengamankan satu pucuk senjata api organik laras panjang SS-1 dan satu pucuk senjata api, serta beberapa buah bom lontong.

Dia menjelaskan keberhasilan operasi itu merupakan hasil kerja sama antara personel gabungan TNI dan Polri, yang setiap saat melakukan evaluasi, baik di Palu, Poso, maupun Manado.

Hingga saat ini, jenazah kedua DPO terorisme itu sedang dalam evakuasi dari Poso ke RSU Bhayangkara Palu untuk menjalani pemeriksaan identitas, sedangkan anggota TNI yang terluka sudah mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit Poso. (skd)