Tolitoli Krisis Air Bersih Pascabanjir

id Banjir, Tolitoli

Tolitoli Krisis Air Bersih Pascabanjir

Warga Tolitoli yang terkena dampak banjir terpaksa antre di sungai karena jaringan air PDAM hingga kini belum berfungsi pascaditerjang banjir, Sabtu (3/5).(FOTO:ma'ruf/A055)

"Untuk kebutuhan air minum, cuci dan mandi terpaksa masyarakat ramai-ramai ke sungai karena PDAM sama sekali tidak berfungsi," kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) Tolitoli Faisal Lodi
Palu (antarasulteng.com) - Warga di Kabupaten Tolitoli, mengalami krisis air bersih pascaditerjang banjir, Sabtu (3/6), karena jaringan air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat belum dapat dioperasikan.

"Untuk kebutuhan air minum, cuci dan mandi terpaksa masyarakat ramai-ramai ke sungai karena PDAM sama sekali tidak berfungsi," kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) Tolitoli Faisal Lodi kepada Antara melalui telepon di Palu, Senin sore.

Faisal mengatakan sumber air satu-satunya diharapkan saat ini adalah sungai sehingga masyarakat berbondong-bondong ke sungai dengan membawa serta wadah penampungan air.

Tidak hanya itu, barang-barang yang sebelumnya terendam lumpur dalam rumah juga sebagian dibawah ke sungai.

"Akibat kejadian ini Tolitoli benar-benar lumpuh. Wajah Tolitoli sekarang bukan lagi seperti kota," katanya.

Pengaduan serupa juga dikemukakan Pranajaya Rais dan Mahdi Rumi.

Prana mengatakan sejak banjir menerjang kota penghasil cengkeh itu pada Sabtu (3/6) malam, sejak itulah suplai air bersih ke rumah penduduk juga terhenti hingga Senin malam.

"Alasan PDAM banyak infrastruktur yang rusak sehingga butuh proses untuk perbaikan," katanya.

Prana mengatakan krisis air bersih tersebut dikuatirkan bisa berdampak pada kesehatan masyarakat khususnya terhadap anak-anak jika tidak segera diantisipasi.

Dia kuatir dampak banjir tersebut dapat menimbulkan gatal-gatal pada kulit.

"Apa boleh buat kita terpaksa ke sungai. Itupun jauh dari rumah penduduk. Itu sungai sudah seperti pasar," katanya.

Sementara itu Mahdi Rumi mengatakan rumahnya di Kelurahan Baru memiliki sumber air alternatif berupa sumur sehingga masyarakat sekitarnya bisa terbantu dengan sumur tua miliknya itu.

"Silahkan kalau ada masyarakat yang datang ambil air, pintu rumah saya selalu terbuka," katanya.

Warga berharap pemerintah segera mengatasi ketersediaan air bersih, setidaknya didistribusi melalui mobil tangki ke kompleks pemukiman warga khususnya untuk kebutuhan minum dan memasak.***