Anggota DPR-RI : Pemkab Toli-toli Kurang Serius Tanggulangi Banjir

id nasdem

Anggota DPR-RI : Pemkab Toli-toli Kurang Serius Tanggulangi Banjir

Anggota DPR-RI H Ahmad M Ali SE menyampaikan orasi saat reses beberapa waktu lalu di Morowali (Ist)

Palu,  (Antarasulteng.com) - Anggota Komisi III Bidang Hukum dan Perundang-Undangan DPR-RI Ahmad M Ali menilai pemerintah Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah, kurang serius menanggulangi bencana banjir tahunan di daerah tersebut.

"Mestinya potensi banjir tahunan bisa dibendung atau diminimalisir oleh pemerintah setempat. Karena bencana yang sama pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," ungkap Ahmad M Ali saat dihubungi dari Palu, Selasa.

Menurut Ahmad M Ali, banjir yang melanda Kabupaten Toli-toli bukan yang pertama kali. Melainkan bencana yang sama telah terjadi beberapa kali pada tahun sebelumnya.

Karena itu, kata dia, mestinya banjir di kabupaten tersebut tidak menelan korban serta memberikan dampak kerusakan besar terhadap masyarakat dan daerah.

Ia menyebut banjir pada tahun sebelumnya idealnya menjadi pelajaran bagi pemkab setempat untuk menyusun rencana penanggulangan bencana banjir secara maksimal.

"Masa tidak belajar dengan bencana tahun-tahun sebelumnya. Dimana pemerintah? Mestinya bencana sebelumnya dijadikan pelajaran. Jika tahu setiap hujan akan menimbulkan banjir, maka ya buat perencanaan untuk meminimalisir, bukan malah mengeluh," ujarnya.

Politisi Partai Nasdem ini meminta pemerintah daerah untuk tidak mengeluh diterpa bencana banjir, tetapi harus memulai membuat perencanaan penanggulangan.

Ia juga meminta pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengucurkan anggaran penataan serta normalisasi sungai-sungai di daerah tersebut.

"Ini butuh pelibatan pihak terkait mulai dari tingkat kabupaten dan provinsi, hingga pusat. Sekarang bukan saatnya saling tuduh dan menyalahkan, tetapi saat-nya bekerja," sebutnya.

Bencana banjir bandang yang menerpa permukiman warga di Kabupaten Toli-toli membuat 56.000 kepala keluarga mengungsi, tiga warga meninggal dunia.

Saat ini korban banjir masih berada di lokasi pengungsian dan tenda darurat yang disediakan pemerintah. Distribusi bantuan makanan dan pakaian mulai menjangkau korban pengungsian.