Politisi PDIP sebut Jokowi tetap dicintai rakyat

id Maruarar, Sirait

Politisi PDIP sebut Jokowi tetap dicintai rakyat

Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Jakarta (antarasulteng.com) - Politikus muda PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mengatakan Presiden Joko Widodo masih dicintai dan didukung oleh masyarakat karena berdasarkan hasil survei masyarakat puas terhadap kinerja presiden. 

"Ini bisa dijelaskan melalui data survei. Pubik menilai pemerintah mampu menjalankan ekonomi lebih baik dan berkeadilan," kata Maruara dalam keterangannya, Jumat, menanggapi survei SMRC yang bertajuk "Politik Nasional Pasca Pilkada DKI Jakarta".

Survei yang dilakukan oleh SMRC menunjukkan penilaian atas kondisi ekonomi, politik, dan keamanan relatif stabil. Sebanyak 44,4 persen masyarakat  merasa ekonomi rumah tangga lebih baik dibanding tahun lalu, bahkan 62,3 persen optimistis keadaan ekonomi keluarga akan lebih baik tahun depan.

Penilaian atas kondisi ekonomi nasional juga cenderung positif, yakni sebesar 57,1 persen yakin akan lebih baik, sebut survei yang dilakukan pada 14-20 Mei 2017 

Dalam pertanyaan terbuka bila pemilihan presiden diadakan ketika survei dilakukan 34,1 persen pemilih mendukung Jokowi dan 17,2 persen mendukung Prabowo Subianto.

Saat dilakukan simulasi head to head elektabiltas Jokowi sebesar 53,7 persen jauh meninggalkan Prabowo Subianto yang hanya mendapat 37,2 persen.

Maruarar mengungkapkan kepercayaan rakyat terhadap Jokowi dilihat dari kinerja Jokowi membawa ekonomi nasional yang lebih baik. Bahkan ia optimistis untuk saat ini dan yang akan datang ekonomi nasional akan berjalan baik.

Ara, panggilan Muararar, juga mengungkapkan ketegasan Presiden Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahannya juga memiliki korelasi positif menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Hal tersebut bisa dilihat dengan unggapan Jokowi seperti “gebuk” mendapatkan respon positif dari masyarakat.  
"Ungkapan gebuk menunjukan bahwa Jokowi meningkatkan levelnya. Dunia usaha menginginkan ada kepastian hukum. Tidak ada sebuah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkeadilan tanpa stabilitas politik. Stabilitas politik di era Jokowi tidak dilakukan secara represif tapi dengan penegakan hukum. Tanpa tebang pilih," katanya. (skd)