Ustad asal Bali beri siraman rohani di masjid Polres Tolitoli

id Tolitoli

Ustad asal Bali beri siraman rohani di masjid Polres Tolitoli

Kendaraan taktis Water Canon Polres Tolitoli dialihfungsikan membagi-bagikan air kepada warga Tolitoli yang saat ini kesulitan air bersih pascabanjir bandang 3 dan 13 Juni 2017. (Antarasulteng.com/Polres Tolitoli)

Ustad Wayan: Promoter itu di dalam ajaran Islam rangkuman artinya adalah Iman dan Amal Saleh.
Tolitoli (Antara Sulteng) - Kalau masjid-masjid di tempat lain menghadirkan ustad dari daerah-daerah yang mayoritas beragama Islam untuk ceramah Ramadhan, Polres Tolitoli kali ini tampaknya tampil beda.

Mereka mengundang ustad I Wayan Sritama dari Bali untuk berceramah di berbagai tempat di kabupaten penghasil cengkeh itu, antara lain di masjid Polres Tolitoli, Rabu (14/6) malam.

Ustad I Wayan Sritama sebelum hadir di masjid Polres Tolitoli, juga sudah bersilaturahmi ke daerah pedalaman untuk menyampaikan dakwah seperti di Kabetan dan akan dilanjutkan lagi ke Pulau Lutungan.

Materi ceramah yang disampaikan ustad Wayan Sritama sangat terkait dengan situasi dan kondisi masyarakat Tolitoli yang sedang dilanda bencana banjir serta reaksi cepat dan tanggap jajaran kepolisian dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana untuk meringankan penderitaan mereka.

Ia mengaku bangga dengan apa yang dilakukan Kapolres Tolitoli AKBP HM. Iqbal Alqudusy SH SIK yang giat dan antusias membantu masyarakat Tolitoli pascabanjir dan ini angat sesuai dan mencerminkan implementasi dari program prioritas Kapolri yaitu profesional, modern dan terpercaya (promoter).


"Saya bangga karena kemarin saya lewat menuju masjid Nopi, itu ada mobil 'water canon' polisi yang beralih fungsi membagi-bagikan air kepada warga. Subhanallah, selalu tahu celahnya mencari pahala. Dan setelah saya baca, memang motonya pak Kapolri itu luar biasa, Promoter. Setelah saya pikirkan, rangkumannya adalah iman dan amal saleh," ujarnya.

“Saya ngga tahu bagaimana cara mengkonsepnya, tapi itu luar biasa," ujar Ustad I Wayan lagi

Ustad Wayan menjelaskan profesional itu artinya ahli, sesuai dengan kemampuannya, dan bisa dikonsumsi oleh publik, itu namanya amal. Tapi kalau profesi ini salah fungsi, dikendalikan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, namanya su’u amal. Su’u amal itu perbuatan yang tidak baik, tapi kalau dikendalikan oleh orang yang bertanggung jawab untuk kebaikan, namanya amal saleh. Makannya iman dan amal saleh di dalam agama itu selalu bergandengan.

"Di dalam konsep Islam itu, ada namanya modern juga, modern itu berpikir, bertingkah laku sesuai dengan kondisi zaman. Apa yang kita lakukan hari ini harus lebih baik di esok hari, itu lebih modern, jadi kalu ada yang belum mengimbangi situasi sekarang, itu belum modern. Karena jika tidak memiliki jiwa modern itu, kita akan ditindas," katanya.

Terpercaya itu bahasa agamanya amanah, amanah ini adalah kunci, apabila dia profesional, modern, tapi salah penempatannya, maka tidak bisa dipercaya. Kuncinya adalah melakukan sesuatu dengan ikhlas, ujarnya menjelaskan.

Jadi, kata ustad, cirinya ikhlas itu adalah membagikan apa yang dia sukai, kemudian memberikan sesuatu semata-mata karena Allah, yakin adanya akhirat, yakin adanya pahala, berikan yang terbaik, dan juga tidak butuh terima kasih, tidak butuh balasan, jangan kita memberikan bantuan karena mengharapkan sesuatu.