Gubernur : Budaya Kaili Junjung Tinggi Perbedaan

id Longki

Gubernur  : Budaya Kaili Junjung Tinggi Perbedaan

Gubernur Longki Djanggola dalam satu kesempatan bersama anak-anak panti asuhan. (dok.fb)

"Ada orang yang suka menyebarkan virus kebencian, yang tujuannya agar kita terpecah belah,"
Palu (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan salah satu budaya Kaili yaitu menghargai dan menghormati perbedaan.

"Orang Kaili itu welcome, terbuka sama siapa saja. Artinya tidak tertutup dan menolak perbedaan," tegas Gubernur Longki Djanggola saat menyampaikan sambutan pada Halal Bi Halal di Lapangan Sepakbola Kelurahan Poboya Minggu (2/7) malam.

Gubernur menyebut Suku Kaili tidak mendemdam dan membenci seseorang atau sekelompok orang yang datang ke daerahnya.

Hal itu sesuai dengan kebiasaan leluhur di tanah Kaili telah mengajarkan sopan dan santun serta sikap yang ramah terhadap semua orang.

Gubernur meminta agar masyarakat tetap menjaga budaya-nya yang didalamnya terkandung berbagai nilai dalam kehidupan sosial.

"Orang Kaili tidak membenci, tidak pendendam serta memusuhi orang yang datang ke daerahnya. Ini budaya yang sangat baik, maka harus dilestarikan," ujarnya.

Gubernur berharap masyarakat atau Suku Kaili tidak termakan rayuan atau pengaruh dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan kebencian.

"Ada orang yang suka menyebarkan virus kebencian, yang tujuannya agar kita terpecah belah," sebutnya.

Terkait hal itu Ketua MUI Palu Prof Zainal Abidin M.Ag mengatakan bahwa masyarakat harus cerdas melihat dinamika dan perkembangan yang terjadi.

"Jika ada yang datang membawa-bawa faham agama serta menyalahkan kebiasaan kita yang telah dilaksanakan sejak lama, maka harus ditolak," ujarnya.

Ia meminta kepada masyarakat untuk bertanya kepada para ahli atau yang berpengetahuan ketika terjadi suatu dinamika dan problem di masyarakat mengenai anjuran agama, aqidah dan sebagainya.***