MOS Bukan Lagi Ajang Perpeloncoan

id DPRD Palu, MOS

MOS Bukan Lagi Ajang Perpeloncoan

Ketua DPRD Kota Palu Iqbal Andi Magga. (Antarasulteng/Ridwan)

“Kata kunci paling penting dimana siswa bisa memunculkan prestasinya adalah lingkungan yang nyaman bagi dia belajar, ini salah satu yang penting,”
Palu, (antarasulteng.com) – Ketua DPRD Kota Palu, Iqbal Andi Magga mengatakan saat ini Masa Orientasi Siswa (MOS) bukan lagi menjadi ajang perpeloncoan, melainkan bentuk memberkenalkan lingkungan sekolah sebelum memasuki aktivitas belajar mengajar.

“Sekarang tidak lagi seperti tahun-tahun sebelumnya ada gerakan-gerakan tambahan kontak fisik. Saat ini siswa lebih cenderung diperkenalkan menyangkut akademik termasuk ekstrakulikuler di sekolah masing-masing,” katanya di Palu, Kamis.

Menurut Iqbal, jika dalam satu lingkungan pendidikan memberikan rasa nyaman kepada peserta didiknya, maka siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan baik.

Sebaliknya siswa tidak merasa nyaman dikarenakan adanya kelompok-kelompok siswa memberi kesan ‘heroik’ karena senioritas yang memberikan sugesti negatif dan bisa memecah kosrentrasi siswa lainnya.

“Kata kunci paling penting dimana siswa bisa memunculkan prestasinya adalah lingkungan yang nyaman bagi dia belajar, ini salah satu yang penting,” kata mantan jurnalis itu.

Masa orientasi memang sudah menjadi tradisi di dunia pendidikan, namun hal ini tentunya sebagai upaya pihak sekolah memperkenalkan dan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.

Melalui kurikulum yang diterapkan, siswa/siswi diharapkan lebih proaktif berkomunikasi kretif dan inovatif  dalam mengikuti proses belajar mengajar mapupun di luar proses formal seperti ekstrakulikuler.

Apalagi Pemerintah Kota Palu, saat ini menerapkan kebijakan penambahan jam belajar khususnya mata pelajaran agama di luar dari jam belajar formal. 

Hal ini dilakukan, sebagai bentuk upaya pemerintah menumbuhkan pengetahuan agama terhadap siswa, sebagai salah satu proses pendidikan pembentukan karakter bangsa.

“Saya kira ini upaya pemerintah mnumbuhkan nilai religi di dunia pendidikan. Karena memang ada muatan pendidikan karakter sejak dini yang tidak lain untuk menciptakan regenerasi bermartabat,” katanya.***