Unisa Gandeng Jepang Kembangkan Pendidikan Kedokteran

id unisa

Unisa Gandeng Jepang Kembangkan Pendidikan Kedokteran

Para dokter muda Unisa Palu menjalani Sumpah Doter di Palu, Minggu (16/10) (Antarasulteng.com/Amad Hajiji)

Palu, (Antarasulteng.com) - Universitas Alkhairaat Palu, menggandeng Universitas Tohoku Sandai Jepang bidang pertukaran mahasiswa dan dosen kedokteran.

"Model pertukaran mahasiswa dan dosen kita akan kuliah dan mengajar di sana. Begitupun sebaliknya dosen dan mahasiswa Universitas Tohoku belajar dan mengajar di sini (Unisa)," kata Rektor Unisa Hamdan Rampadio di Palu, Minggu.

Universitas Alkhairaat adalah perguruan tinggi swasta yang didirikan Alkhairaat, salah satu organisasi keagamaan yang konsentrasi di bidang pendidikan dan dakwah yang didirikan Habib Idrus bin Salim Aljufri.

Alkhairaat berdiri sejak tahun 1930 dan kini menjadi organisasi keagamaan terbesar di kawasan timur Indonesia dengan memiliki ribuan madrasah dan pesantren.

Hamdan menjelaskan, kerjasama Unisa ini dilakukan dalam rangka mengembangkan ilmu kedokteran, sebab universitas negeri di Provinsi Sandai, Jepang itu merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka khususnya di bidang kedokteran di negeri Sakura itu.

Sehingga kata Hamdan, Unisa Palu tertarik melakukan kerjasama dan sudah ditandatangani kesepakatan bersama/MoU antarkedua perguruan tinggi tersebut.

Olehnya kata dia, melalui kerjasama yang dibangun itu diharapkan dapat menambah pengetahuan serta kualitas mahasiswa dan dosen di Unisa Palu.

"Ini kami lakukan tentunya tidak lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pendidikan kedokteran. Tentunya mahasiswa dan dosen dituntut mampu menyerap ilmu kedokteran di Universitas itu," ujarnya.

Dia mengatakan, peningkatan kualitas ilmu pendidikan diharapkan semua perguruan tinggi, sehingga dengan berbagai upaya dilakukan Universitas Alkhairaat dapat menjadi perguruan tinggi terdepan.

Hamdan mengatakan, sebelumnya Unisa Palu juga telah menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi Al-Haqaf di Yaman, dalam rangka pengembangan pendidikan Islam.

"Kami sudah melakukan beberapa terobosan-terobosan melalui kerjasama internasional dengan sejumlah perguruan tinggi di Timur Tegah dan Asia," paparnya.

Sejalan dengan itu, kata Hamdan, tahun 2016 dalam ujian kompetensi dokter, mahasiswa Unisa Palu berhasil meluluskan 100 persen meraih gelar dokter, dan di tahun 2017 perguruan tinggi itu kembali mengirimkan mahasiswanya mengikuti uji kompetensi dokter.

Menurut Hamdan, Unisa satu-satunya perguruan tinggi mampu mencatat prestasi lulus 100 persen di ujian kompetensi dokter dan rekor ini kali pertama dipecahkan perguruan tinggi yang dipimpinnya itu.

"Tahun lalu kami mengirim mahasiswa mengikuti uji kompetensi mengambil gelar dokter dan alhamdulillah 13 orang mahasiswa lulus 100 persen. Tahun ini kami kirim lagi sekitar delapan mahasiswa mengikuti uji kompetensi di Jakarta dan semuanya lulus," katanya.