Dua Warga Sigi Sulteng Meninggal Terseret Banjir

id banjir

Dua Warga Sigi Sulteng Meninggal Terseret Banjir

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Dua warga Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah dilaporkan meninggal dunia karena terseret banjir yang terjadi Selasa (11/7) sekitar pukul 18.00 Wita di daerah itu.

Informasi yang dihimpun di lokasi banjir, Rabu, kedua korban yang meninggal itu bernama Sultan (laki-laki) dan Kusma (perempuan), warga Desa Salua Kecamatan Kulawi.

Kronologis kejadian, sekitar pukul 17.00 Wita wilayah Kecamatan Kulawi diguyur hujan deras yang mengakibatkan terjadinya bencana alam tanah longsor dan banjir di antara Desa Salua dan Dusun Sadaunta, Kecamatan Kulawi.

Korban adalah pasangan suami istri yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor, namun tiba-tiba banjir datang dan menyeret mereka.

Kedua jenazah korban langsung dievakuasi oleh warga dan aparat, kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Torabelo, Kabupaten Sigi.

Selanjutnya, jenazah Sultan dan Kusma diserahkan kembali kepada pihak keluarga di Desa Salua Kecamatan Kulawi untuk dikebumikan.

Hujan deras tidak hanya mengguyur wilayah Sigi, tetapi juga Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng sehingga beberapa badan jalan di kota itu terendam air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, Resmi Rasse yang dihubungi via telepon belum bisa memberikan keterangan karena masih menghadiri Upacara HUT Kabupaten Sigi yang dilaksanakan di Kecamatan Kulawi.

"Nanti setelah selesai Upacara HUT baru saya bisa memberikan keterangan terkait banjir yang melanda daerah itu dan telah mengakibatkan dua korban jiwa teseret banjir," katanya.

Beberapa waktu lalu, banjir juga melanda sejumlah desa di Kabupaten Sigi, namun tidak ada korban jiwa, kecuali banyak rumah warga yang rusak.

Sejumlah kecamatan di Kabupaten Sigi merupakan wilayah rawan banjir dan tanah longsor antara lain Gumbasa, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, Lindu, Marawola dan Dolo.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, khususnya saat terjadi hujan seperti sekarang ini karena banyak sungai dan tanah yang kondisinya labil. (skd)