Layanan BI Jangkau 86 Persen Wilayah Indonesia

id miyono

Layanan BI Jangkau 86 Persen Wilayah Indonesia

Kepala BI Sulteng, Miyono (www.antarasulteng.com/Humas BI)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah Miyono mengatakan layanan kas titipan BI kini telah menjangkau 86 persen dari seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.

"Total lokasi kas titipan sudah tercatat sebanyak 85 lokasi di seluruh Indonesia," kata Miyono yang dihubungi dari Palu, Kamis.

Miyono merincikan, sepanjang tahun 2016, Bank Indonesia menambah 27 lokasi kas titipan dan sampai Agustus 2017, BI telah menambah 23 lokasi kas titipan.

Ke depan, katanya, BI akan terus menambah lokasi kas titipan di berbagai daerah, hingga mencapai 107 lokasi.

Khusus di Sulteng, dari 13 kabupaten dan kota, telah ada empat kantor kas titipan yakni di Kabupaten Parigi Moutong yang bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Cabang Parigi yang baru dibuka 2017.

Kas titipan BI Sulteng yang lain terdapat di Kabupaten Tolitoli bekerja sama dengan Bank Mandiri sejak 2002. Kas titipan Kabupaten Banggai di Luwuk bekerja sama dengan Bank BNI sejak 2012 serta di Kabupaten Poso bekerja sama dengan BRI pada bulan Juni 2017 lalu.

Bagi Miyono, dengan hadirnya kas titipan di berbagai daerah, diyakini akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan, pemerintah maupun masyarakat.

Dari sisi perbankan, biaya dan risiko pengelolaan uang rupiah atau cash-handling akan semakin rendah. Biaya itu merupakan salah satu komponen biaya terbesar bagi kantor cabang bank, selain biaya gaji pegawai, khususnya bagi perbankan di daerah terluar.

Bagi masyarakat, kebutuhan terhadap uang dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi yang layak edar akan semakin terpenuhi. Tersedianya uang rupiah dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai, akan semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi.

Selain itu, manfaat penting secara politis yakni menjaga kedaulatan di setiap jengkal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui ketersediaan uang rupiah di seluruh pelosok tanah air, maka setiap transaksi yang dilakukan di negeri ini kata Miyono, khususnya di daerah terluar, akan dapat dilakukan dengan menggunakan rupiah. (skd)