50 Pengusaha Hong Kong Hadiri Forum Bisnis

id Pengusaha, Hong Kong

50 Pengusaha Hong Kong Hadiri Forum Bisnis

Pemerintah Indonesia menandatangai perjanjian bilateral pertukaran informasi secara otomatis (automatic exchange of information/AEoI) dengan Pemerintah Hong Kong, 16 Juni 2017.(Foto:kabarpajak) (shshsh)

"Para pengusaha tersebut berminat melakukan kegiatan bisnis di Indonesia, baik untuk investasi maupun bertujuan mencari produk Indonesia yang diperdagangkan di Hong Kong, China daratan, dan negara lain,"
Beijing (antarasulteng.com) - Sedikitnya 50 pengusaha di Hong Kong menghadiri forum bisnis "Investment Opportunity of the Belt and Road Initiative" yang digelar Konsul Jenderal RI Hong Kong dan Aliansi Pengusaha Internasional (IEA) setempat.

"Para pengusaha tersebut berminat melakukan kegiatan bisnis di Indonesia, baik untuk investasi maupun bertujuan mencari produk Indonesia yang diperdagangkan di Hong Kong, China daratan, dan negara lain," kata Konsul Jenderal RI di Hong Kong, Tri Tharyat, kepada Antara di Beijing, Minggu.

Menurut dia, acara yang digelar di kawasan Kowloon, Kamis (7/9), itu bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya "One Belt One Road Initiative" dan peluangnya bagi Indonesia, kepada para pengusaha Hong Kong.

"Kami berharap mereka bisa lebih memahami perkembangan terkini mengenai iklim bisnis di Indonesia," katanya.

Tri menganggap "Belt and Road Initiative" sebagai peluang meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Hong Kong.

"Kerja sama ini penting karena saat ini pemerintah Indonesia sedang menggiatkan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan investasi," katanya.

Sementara itu, pendiri IEA Hong Kong  Tony Ho memiliki harapan yang sama sehingga pengusaha Hong Kong tertarik berinvestasi di Indonesia.

Pengamat keuangan IEA Andreas Sutjiatma Tjong mengatakan saat ini Indonesia merupakan negara dengan iklim investasi yang sangat baik.

"Berbagai indikator ekonomi dan peringkat kemudahan berbisnis memperlihatkan bahwa Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Konsul Ekonomi KJRI Hong Kong Erwin M Akbar memberikan paparan tentang Peluang Investasi di Indonesia, khususnya dalam bidang pembangunan infrastruktur dan pariwisata.            
    
"Pemerintah Indonesia telah memiliki Rencana Pembangunan Proyek Prioritas Pembangunan Infrastruktur 2016-2019 yang terbuka bagi para investor asing. Di sektor pariwisata, pemerintah juga mengembangkan potensi tujuan pariwisata baru yang membuka peluang bagi para investor asal Hong Kong," katanya.

Konsul Perdagangan KJRI Hong Kong Natan Kambuno dalam kesempatan tersebut mengundang para pengusaha setempat untuk berpartisipasi dalam "Trade Expo Indonesia" pada 11-15 Oktober 2017 di Serpong.

Hong Kong menempati peringkat ke-13 negara tujuan ekspor berbagai komoditas dari Indonesia, sementara Indonesia berada di peringkat ke-11 negara tujuan ekspor dari Hong Kong.

Konsul Bea Cukai KJRI Hong Kong Imik Eko Putro menyebutkan beberapa fasilitas bea dan cukai dari pemerintah Indonesia yang dapat dimanfaatkan para investor Hong Kong.

"Fasilitas itu dapat berupa penangguhan, pembebasan, atau pengembalian bea masuk dan pajak impor lainnya serta cukai tidak dipungut atas pemasukan barang impor ke dalam Kawasan Berikat, Gudang Berikat, Free Trade Zone, Pusat Logistik Berikat dan Kawasan Ekonomi Khusus," ujarnya.***