Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi) menghabiskan kurang lebih Rp7 miliar membantu pemulihan korban pasca bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi pada 2018 yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Tengah.
"Pelkesi melakukan respon kemanusiaan di Sulawesi Tengah sejak 1 Oktober 2018 hingga sekarang, melakukan layanan kesehatan kepada para penyintas bencana, di Palu, Sigi dan Donggala," kata Projeck Manager Pelkesi Sulteng, Otto Nodi Aftyanto, di sela-sela konfrensi pers closing projeck Pelkesi di Sulteng, di Palu, Selasa.
Dia mengatakan dana tersebut dihabiskan untuk membantu penyitas dalam program layanan penguatan posyandu, peningkatan kesadaran masyarakat dan upaya pengurangan risiko bencana dengan cara memberi pelatihan dan pemahaman seperti melalui workshop dan lain-lain.
Dirinya berharap melalui program-program yang dilakukan Pelkesi selama ini menjadikan penyitas sebagai pelaku penolong, tidak hanya sebagai orang terselamatkan tetapi bisa bangkit menolong orang lain.
"Sehingga masyarakat tangguh dan kita mendorong setiap desa dampingan menjadi desa tangguh bencana, sehingga membangkitkan semangat hidup dan rasa solidaritas walau sebagai penyintas," ujarnya.
Ia mengatakan walaupun program bantuan Pelkesi untuk penyintas bencana Sulteng telah berakhir, namun pihaknya percaya apa yang dilakukan Pelkesi bersama pemerintah dan pihak terkait lainnya bisa dijalankan demi kebaikan bersama khususnya para penyintas bencana.
"Akan kita kawal terus sehingga betul-betul semakin tangguh dan sejak awal Pelkesi menggandeng masyarakat terdampak menjadi bagian dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program melalui koordinator lapangan yang direkomendasi masing-masing pemerintah desa," katanya.
Otto optimis bahwa kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan pasca bencana sedang terbangun di masyarakat dan para stakeholder dan masih berkelanjutan.
"Bahkan, walau Pelkesi dan NGO lain telah menyelesaikan program kemanusiaan di Sulawesi Tengah," ungkapnya.
Dia menambahkan pada masa pandemi COVID-19 ini Pelkesi juga melakukan respon dengan memberi bantuan 8.000 helai masker, 16 ribu gelas jamu untuk 2.000 kelompok rentan seperti lansia, disabilitasi dan keluarga kurang mampu.
"Memberi makanan tambahan bagi bayi dan balita yang langsung diantar ke rumah mereka masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan, tercatat 1.200 bayi dan balita menerima dan 2.000 orang menerima bantuan multivitamin," jelasnya.
"Pelkesi melakukan respon kemanusiaan di Sulawesi Tengah sejak 1 Oktober 2018 hingga sekarang, melakukan layanan kesehatan kepada para penyintas bencana, di Palu, Sigi dan Donggala," kata Projeck Manager Pelkesi Sulteng, Otto Nodi Aftyanto, di sela-sela konfrensi pers closing projeck Pelkesi di Sulteng, di Palu, Selasa.
Dia mengatakan dana tersebut dihabiskan untuk membantu penyitas dalam program layanan penguatan posyandu, peningkatan kesadaran masyarakat dan upaya pengurangan risiko bencana dengan cara memberi pelatihan dan pemahaman seperti melalui workshop dan lain-lain.
Dirinya berharap melalui program-program yang dilakukan Pelkesi selama ini menjadikan penyitas sebagai pelaku penolong, tidak hanya sebagai orang terselamatkan tetapi bisa bangkit menolong orang lain.
"Sehingga masyarakat tangguh dan kita mendorong setiap desa dampingan menjadi desa tangguh bencana, sehingga membangkitkan semangat hidup dan rasa solidaritas walau sebagai penyintas," ujarnya.
Ia mengatakan walaupun program bantuan Pelkesi untuk penyintas bencana Sulteng telah berakhir, namun pihaknya percaya apa yang dilakukan Pelkesi bersama pemerintah dan pihak terkait lainnya bisa dijalankan demi kebaikan bersama khususnya para penyintas bencana.
"Akan kita kawal terus sehingga betul-betul semakin tangguh dan sejak awal Pelkesi menggandeng masyarakat terdampak menjadi bagian dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program melalui koordinator lapangan yang direkomendasi masing-masing pemerintah desa," katanya.
Otto optimis bahwa kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan pasca bencana sedang terbangun di masyarakat dan para stakeholder dan masih berkelanjutan.
"Bahkan, walau Pelkesi dan NGO lain telah menyelesaikan program kemanusiaan di Sulawesi Tengah," ungkapnya.
Dia menambahkan pada masa pandemi COVID-19 ini Pelkesi juga melakukan respon dengan memberi bantuan 8.000 helai masker, 16 ribu gelas jamu untuk 2.000 kelompok rentan seperti lansia, disabilitasi dan keluarga kurang mampu.
"Memberi makanan tambahan bagi bayi dan balita yang langsung diantar ke rumah mereka masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan, tercatat 1.200 bayi dan balita menerima dan 2.000 orang menerima bantuan multivitamin," jelasnya.