Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Daerah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah memaksimalkan empat program strategis untuk membangun ketahanan pangan di daerah itu, agar tidak bergantung dari pangan impor.
"Program strategis yang kami gagas untuk membangun ketahanan pangan, sekaligus menjadi penyangga kebutuhan pangan di wilayah timur Indonesia," kata Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Senin.
Empat program itu, yakni pertama, menggenjot luas tanam dan produksi jagung serta meningkatkan kualitasnya yang terkoneksi dengan program pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian.
"Program percepatan pengentasan kemiskinan akan memastikan Buol menjadi salah satu pemasok jagung utama untuk ibu kota Negara. Dalam beberapa tahun terakhir produksi jagung telah melebihi target RPJMD Tahun 2022 yakni mencapai produksi 100 ribu ton," ucap Amirudin Rauf.
Target dalam RPJMD tahun 2022 produksi jagung mencapai 100 ribu ton. Namun, target itu telah terpenuhi pada tahun 2020. Di mana berdasarkan data BPS di tahun 2020 produksi jagung mencapai angka 117 ribu ton.
Kedua, peternakan sapi bertajuk one man one cow, sebagai program meningkatkan jumlah populasi sapi daerah. Merupakan program yang dalam jangka panjang akan menjadikan Buol dapat menjadi penyanggah kebutuhan daging bagi masyarakat di timur Indonesia dan kalimantan.
"Saat ini total populasi sapi sudah berjumlah 35 ribu. Masih kurang 15 ribu untuk mencapai target sesuai RPJMD tahun 2022 Buol," ujarnya.
Sesuai RPJMD, target populasi sapi di Kabupaten Buol mencapai angka 50.000 sapi melalui program pengadaan sapi baik melalui APBD dan dana desa.
Program strategis ketiga, yakni gerakan tanam padi serentak swasembada bertajuk "GertakBos". Untuk Tahun 2020 total produksi beras mencapai angka 35 ribu ton berdasarkan data Dinas Pertanian . Program ini mencoba meningkatkan produksi dan produktifitas petani dalam menghasilkan beras.
"Surplus beras, hasil konsumsi dalam daerah akan menjadi keuntungan ekonomi untuk pemenuhan konsumsi rakyat Buo dan dapat meningkat pendapatan daerah," kata dia.
Program strategis keempat yakni budi daya udang vaname yang telah dilakukan sejak tahun 2019.
Pelaksanaannya dilakukan di tambak berbasis koperasi, komunitas kelompok, maupun tambak pribadi masyarakat. Selain Udang, keunggulan maritim seperti ikan juga dapat menguasai pasar udang dan ikan di Kalimantan dan kawasan timur Indonesia," ungkapnya.
Empat program inilah, yang akan terus dimaksimalkan di Kabupaten Buol menuju penyanggah pangan Kalimantan dan kawasan timur Indonesia.
"Program strategis yang kami gagas untuk membangun ketahanan pangan, sekaligus menjadi penyangga kebutuhan pangan di wilayah timur Indonesia," kata Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Senin.
Empat program itu, yakni pertama, menggenjot luas tanam dan produksi jagung serta meningkatkan kualitasnya yang terkoneksi dengan program pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian.
"Program percepatan pengentasan kemiskinan akan memastikan Buol menjadi salah satu pemasok jagung utama untuk ibu kota Negara. Dalam beberapa tahun terakhir produksi jagung telah melebihi target RPJMD Tahun 2022 yakni mencapai produksi 100 ribu ton," ucap Amirudin Rauf.
Target dalam RPJMD tahun 2022 produksi jagung mencapai 100 ribu ton. Namun, target itu telah terpenuhi pada tahun 2020. Di mana berdasarkan data BPS di tahun 2020 produksi jagung mencapai angka 117 ribu ton.
Kedua, peternakan sapi bertajuk one man one cow, sebagai program meningkatkan jumlah populasi sapi daerah. Merupakan program yang dalam jangka panjang akan menjadikan Buol dapat menjadi penyanggah kebutuhan daging bagi masyarakat di timur Indonesia dan kalimantan.
"Saat ini total populasi sapi sudah berjumlah 35 ribu. Masih kurang 15 ribu untuk mencapai target sesuai RPJMD tahun 2022 Buol," ujarnya.
Sesuai RPJMD, target populasi sapi di Kabupaten Buol mencapai angka 50.000 sapi melalui program pengadaan sapi baik melalui APBD dan dana desa.
Program strategis ketiga, yakni gerakan tanam padi serentak swasembada bertajuk "GertakBos". Untuk Tahun 2020 total produksi beras mencapai angka 35 ribu ton berdasarkan data Dinas Pertanian . Program ini mencoba meningkatkan produksi dan produktifitas petani dalam menghasilkan beras.
"Surplus beras, hasil konsumsi dalam daerah akan menjadi keuntungan ekonomi untuk pemenuhan konsumsi rakyat Buo dan dapat meningkat pendapatan daerah," kata dia.
Program strategis keempat yakni budi daya udang vaname yang telah dilakukan sejak tahun 2019.
Pelaksanaannya dilakukan di tambak berbasis koperasi, komunitas kelompok, maupun tambak pribadi masyarakat. Selain Udang, keunggulan maritim seperti ikan juga dapat menguasai pasar udang dan ikan di Kalimantan dan kawasan timur Indonesia," ungkapnya.
Empat program inilah, yang akan terus dimaksimalkan di Kabupaten Buol menuju penyanggah pangan Kalimantan dan kawasan timur Indonesia.