Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meminta para Aparatur Sipil Negara (ASN) menjaga gairah dan semangat Indonesia sentris menjelang perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) agar semuanya tetap berjalan dengan lancar.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong menyampaikan ajakan itu karena komunikasi mengenai kebijakan pemindahan IKN menjadi tantangan tersendiri dan salah satu publik yang terdampak dalam pemerintahan, yaitu ASN.
“Memang ASN sudah menandatangani perjanjian bersedia untuk ditempatkan di mana saja. Tapi informasi mengenai pemindahan ASN juga masih belum rinci betul sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pemerintah tentu telah menyiapkan strategi komunikasi untuk mempersuasi masyarakat, khususnya bagi kalangan ASN,” kata Usman, Jumat.
Menurut Usman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menyusun skema pemindahan ASN pusat ke IKN melalui dua skema.
Dibutuhkan komunikasi yang baik dan terampil untuk menyampaikan dua skema tersebut agar pemindahan tersebut bisa optimal.
“Tercatat ada 118.000 hingga 180.000 ASN yang akan pindah, bergantung pada skema mana yang diterapkan. Ini perlu dikomunikasikan dengan baik untuk mengurangi kesimpangsiuran isu sekaligus melibatkan para ASN untuk mengantisipasi perubahan yang akan dihadapi,” ujarnya.
Menegaskan kembali arahan Presiden Joko Widodo, Usman menyatakan pemindahan ibu kota ke Nusantara di Kalimantan Timur bukan sekadar memindahkan ASN dan tidak hanya membangun gedung pemerintahan.
Langkah itu sebenarnya lompatan bagi bangsa Indonesia untuk melakukan transformasi menuju Indonesia maju sesuai dengan visi Generasi Emas 2045. "Kita perlu menanamkan visi tadi kepada seluruh ASN, agar proses pemindahan ini menjadi tujuan kita bersama untuk pemerintahan yang lebih baik,” kata Usman.
Kebijakan terkait pemindahan IKN tentu tidak diambil secara tergesa-gesa, melainkan sudah melewati banyak kajian dan penelitian dari segala aspek geografis, sosiokultural, ekonomi maupun infrastruktur.
Berbagai aspek itu dilakukan melalui studi yang komprehensif dan mendukung pemindahan ibukota ke Nusantara.
“Hasil kajian ini perlu kita sampaikan ke seluruh ASN dalam beragam cara. Konten kreatif misalnya, berupa infografis, meme, virtual tour melalui diorama atau desain kota IKN. Kita juga menceritakan visi misi IKN dengan cara storytelling, sehingga kesan yang diterima ASN bukan merupakan keharusan namun cenderung persuasif,” jelasnya.
Tentunya sumber dari konten-konten kreatif yang dikemas tersebut bisa bersumber dari konten formal seperti siaran pers, konferensi pers, pernyataan Presiden, maupun narasi dari kementerian dan lembaga yang kemudian ditampilkan pada laman IKN.
Strategi itu tentu akan berdampak baik mengingat ada manfaat positif dan pesan baik yang disampaikan dengan cara yang tepat di era transformasi digital seperti saat ini.
“Narasi utama yang perlu secara konsisten ditegaskan adalah Mengapa Kita Mesti Pindah. Karena pemindahan Ibu Kota Negara adalah landasan kemajuan bangsa untuk menggeser orientasi pusat pertumbuhan menuju Indonesia-sentris demi keadilan dan kesejahteraan. Ini narasi yang kita gaungkan untuk semua kalangan,” tutupnya.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong menyampaikan ajakan itu karena komunikasi mengenai kebijakan pemindahan IKN menjadi tantangan tersendiri dan salah satu publik yang terdampak dalam pemerintahan, yaitu ASN.
“Memang ASN sudah menandatangani perjanjian bersedia untuk ditempatkan di mana saja. Tapi informasi mengenai pemindahan ASN juga masih belum rinci betul sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pemerintah tentu telah menyiapkan strategi komunikasi untuk mempersuasi masyarakat, khususnya bagi kalangan ASN,” kata Usman, Jumat.
Menurut Usman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menyusun skema pemindahan ASN pusat ke IKN melalui dua skema.
Dibutuhkan komunikasi yang baik dan terampil untuk menyampaikan dua skema tersebut agar pemindahan tersebut bisa optimal.
“Tercatat ada 118.000 hingga 180.000 ASN yang akan pindah, bergantung pada skema mana yang diterapkan. Ini perlu dikomunikasikan dengan baik untuk mengurangi kesimpangsiuran isu sekaligus melibatkan para ASN untuk mengantisipasi perubahan yang akan dihadapi,” ujarnya.
Menegaskan kembali arahan Presiden Joko Widodo, Usman menyatakan pemindahan ibu kota ke Nusantara di Kalimantan Timur bukan sekadar memindahkan ASN dan tidak hanya membangun gedung pemerintahan.
Langkah itu sebenarnya lompatan bagi bangsa Indonesia untuk melakukan transformasi menuju Indonesia maju sesuai dengan visi Generasi Emas 2045. "Kita perlu menanamkan visi tadi kepada seluruh ASN, agar proses pemindahan ini menjadi tujuan kita bersama untuk pemerintahan yang lebih baik,” kata Usman.
Kebijakan terkait pemindahan IKN tentu tidak diambil secara tergesa-gesa, melainkan sudah melewati banyak kajian dan penelitian dari segala aspek geografis, sosiokultural, ekonomi maupun infrastruktur.
Berbagai aspek itu dilakukan melalui studi yang komprehensif dan mendukung pemindahan ibukota ke Nusantara.
“Hasil kajian ini perlu kita sampaikan ke seluruh ASN dalam beragam cara. Konten kreatif misalnya, berupa infografis, meme, virtual tour melalui diorama atau desain kota IKN. Kita juga menceritakan visi misi IKN dengan cara storytelling, sehingga kesan yang diterima ASN bukan merupakan keharusan namun cenderung persuasif,” jelasnya.
Tentunya sumber dari konten-konten kreatif yang dikemas tersebut bisa bersumber dari konten formal seperti siaran pers, konferensi pers, pernyataan Presiden, maupun narasi dari kementerian dan lembaga yang kemudian ditampilkan pada laman IKN.
Strategi itu tentu akan berdampak baik mengingat ada manfaat positif dan pesan baik yang disampaikan dengan cara yang tepat di era transformasi digital seperti saat ini.
“Narasi utama yang perlu secara konsisten ditegaskan adalah Mengapa Kita Mesti Pindah. Karena pemindahan Ibu Kota Negara adalah landasan kemajuan bangsa untuk menggeser orientasi pusat pertumbuhan menuju Indonesia-sentris demi keadilan dan kesejahteraan. Ini narasi yang kita gaungkan untuk semua kalangan,” tutupnya.