Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP-DMI) mendukung peningkatan dan pengembangan kapasitas dai dan imam yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah (PW) DMI Provinsi Sulawesi Tengah, dalam rangka mewujudkan visi memakmurkan dan dimakmurkan masjid.
"DMI Provinsi Sulteng memiliki banyak program nyata dan sangat aktif," kata Ketua Umum PP DMI Jusuf Kalla, di Sigi, Sulteng, Jumat, dalam ramah tamah bersama peserta pelatihan dai dan imam, serta santri Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia.
DMI Sulawesi Tengah dalam menindaklanjuti visi memakmurkan dan dimakmurkan masjid, menggagas dan melaksanakan beberapa program unggulan dan inovasi di antaranya pelatihan dai dan imam, pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid (masjid mart) dan peningkatan kualitas dan kebersihan sarana masjid.
Peningkatan kapasitas melalui pelatihan imam dan dai, menurut Jusuf Kalla penting dilakukan, seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan dai dan imam di tengah kehidupan sosial keagamaan.
Ia menguraikan secara nasional terdapat kurang lebih 800 ribu masjid dan mushala berbagai tipologi di Tanah Air, yang secara langsung membutuhkan dai dan imam.
"Setidaknya kita membutuhkan dai dan imam yang kurang lebih dapat mengisi seluruh masjid dan mushala tersebut," katanya.
Ia menyarankan kepada PW DMI Sulteng agar dalam pelatihan dai dan imam, tidak semata - mata menyampaikan materi tentang keagamaan dan keislaman, tetapi juga materi lainnya, sehingga dai dan imam memiliki pengetahuan yang luas.
"Mungkin kita perlu melibatkan para ahli ekonomi, ahli pertanian, sehingga dai dan imam tidak hanya menyampaikan tentang aqidah dan sebagainya, tetapi juga menyampaikan pesan yang berdampak pada kemajuan masyarakat," kata Jusuf Kalla.
Terkait hal itu Ketua PW DMI Provinsi Sulteng Ahmad Ali menyatakan pelatihan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas dai dan imam se-Sulawesi Tengah.
Haji Matu, sapaan akrab Ahmad M Ali mengatakan bahwa dalam implementasinya, PW DMI Sulteng bersinergi dengan pondok pesantren yang menjadi laboratorium pengembangan kapasitas dai dan imam.
"Lewat pelatihan ini, para dai dan imam memiliki kemampuan membaca alquran, serta memiliki pemahaman tentang keislaman dan keagamaan yang luas," katanya.
Pelatihan ini, tambahnya, juga untuk membentuk pemahaman dai dan imam yang moderat, sehingga dalam kehidupan sosial keagamaan dai dan imam menjadi penyejuk di masyarakat.
PW DMI Sulteng menargetkan meningkatkan 800 imam dan dai yang tersebar di 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng dalam 10 angkatan. Pembinaan dan peningkatan kapasitas dai dan imam telah dimulai pada September 2022 dan saat ini telah memasuki angkatan ketiga.
Ketua PW DMI Provinsi Sulawesi Tengah Ahmad M Ali menyampaikan sambutan dalam ramah tamah bersama peserta pelatihan dai dan imam, serta santri di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia (ICI), di Kabupaten Sigi, Jumat (25/11/2022). (FOTO ANTARA/Muhammad Hajiji)
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DMI dukung pengembangan kapasitas dai-imam untuk makmurkan masjid
"DMI Provinsi Sulteng memiliki banyak program nyata dan sangat aktif," kata Ketua Umum PP DMI Jusuf Kalla, di Sigi, Sulteng, Jumat, dalam ramah tamah bersama peserta pelatihan dai dan imam, serta santri Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia.
DMI Sulawesi Tengah dalam menindaklanjuti visi memakmurkan dan dimakmurkan masjid, menggagas dan melaksanakan beberapa program unggulan dan inovasi di antaranya pelatihan dai dan imam, pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis masjid (masjid mart) dan peningkatan kualitas dan kebersihan sarana masjid.
Peningkatan kapasitas melalui pelatihan imam dan dai, menurut Jusuf Kalla penting dilakukan, seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan dai dan imam di tengah kehidupan sosial keagamaan.
Ia menguraikan secara nasional terdapat kurang lebih 800 ribu masjid dan mushala berbagai tipologi di Tanah Air, yang secara langsung membutuhkan dai dan imam.
"Setidaknya kita membutuhkan dai dan imam yang kurang lebih dapat mengisi seluruh masjid dan mushala tersebut," katanya.
Ia menyarankan kepada PW DMI Sulteng agar dalam pelatihan dai dan imam, tidak semata - mata menyampaikan materi tentang keagamaan dan keislaman, tetapi juga materi lainnya, sehingga dai dan imam memiliki pengetahuan yang luas.
"Mungkin kita perlu melibatkan para ahli ekonomi, ahli pertanian, sehingga dai dan imam tidak hanya menyampaikan tentang aqidah dan sebagainya, tetapi juga menyampaikan pesan yang berdampak pada kemajuan masyarakat," kata Jusuf Kalla.
Terkait hal itu Ketua PW DMI Provinsi Sulteng Ahmad Ali menyatakan pelatihan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas dai dan imam se-Sulawesi Tengah.
Haji Matu, sapaan akrab Ahmad M Ali mengatakan bahwa dalam implementasinya, PW DMI Sulteng bersinergi dengan pondok pesantren yang menjadi laboratorium pengembangan kapasitas dai dan imam.
"Lewat pelatihan ini, para dai dan imam memiliki kemampuan membaca alquran, serta memiliki pemahaman tentang keislaman dan keagamaan yang luas," katanya.
Pelatihan ini, tambahnya, juga untuk membentuk pemahaman dai dan imam yang moderat, sehingga dalam kehidupan sosial keagamaan dai dan imam menjadi penyejuk di masyarakat.
PW DMI Sulteng menargetkan meningkatkan 800 imam dan dai yang tersebar di 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng dalam 10 angkatan. Pembinaan dan peningkatan kapasitas dai dan imam telah dimulai pada September 2022 dan saat ini telah memasuki angkatan ketiga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DMI dukung pengembangan kapasitas dai-imam untuk makmurkan masjid