Jakarta (ANTARA) -
Festival ini dikemas dengan menggabungkan unsur religi, seni, budaya, dan kebangsaan dalam bentuk festival yang spektakuler.
Gelaran tahunan ini secara khusus juga diadakan sebagai bentuk rasa bangga karena Reog Ponorogo yang telah disahkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kategori warisan tak benda (intangible cultural heritage).
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berharap Grebeg Suro 2024 mampu menumbuhkan perekonomian Ponorogo.
“Tahun ini, kesenian reog telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) oleh UNESCO,” ujarnya.
FNRP 2024 sebagai bagian dari Grebeg Suro 2024, diselenggarakan untuk beberapa kategori, yaitu Festival Reog Anak (FRA) Reog Wayang Golek Festival, dan Festival Reog Remaja (FRR). Secara keseluruhan, ada 37 grup yang tampil membawakan kesenian Reog
pada FNRP 2024.
Tahun ini Grebeg Suro mengangkat tema “Royo Joyo” yang berarti cerminan dari semangat, keberanian, dan kebahagiaan yang melingkupi sebuah komunitas. Kata“Rogo” artinya tempat budaya berada dan “joyo” melambangkan kebahagiaan dan kejayaan yang lebih besar.
Harapannya agar semangat “Royo Joyo” pada Grebeg Suro 2024 dapat menginspirasi berbagai elemen yang memperkuat rasa persatuan dalam menghadapi masa depan dengan penuh semangat dan keyakinan.
Selama Grebeg Suro 2024 berlangsung, pengunjung dapat menemukan produk-produk lokal dari UMKM di Grebeg Suro Expo 2024.
Perayaan FNRP juga termasuk dalam satu dari 110 agenda Karisma Event Nusantara (KEN), program strategis Kemenparekraf dalam mempromosikan destinasi pariwisata melalui kegiatan (event). Tujuannya, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara serta menggerakkan wisatawan nusantara agar berwisata di Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) 2024 merupakan perayaan untuk Reog Ponorogo yang menjadi warisan yang kaya akan perjuangan.
“Pelaksanaan FNRP 2024 merupakan upaya untuk mentransmisikan kesenian reog sebagai warisan tak benda kepada generasi muda yang diperjuangkan oleh segenap rakyat Ponorogo," kata Sandi.Festival ini dikemas dengan menggabungkan unsur religi, seni, budaya, dan kebangsaan dalam bentuk festival yang spektakuler.
Gelaran tahunan ini secara khusus juga diadakan sebagai bentuk rasa bangga karena Reog Ponorogo yang telah disahkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) kategori warisan tak benda (intangible cultural heritage).
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berharap Grebeg Suro 2024 mampu menumbuhkan perekonomian Ponorogo.
“Tahun ini, kesenian reog telah dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) oleh UNESCO,” ujarnya.
FNRP 2024 sebagai bagian dari Grebeg Suro 2024, diselenggarakan untuk beberapa kategori, yaitu Festival Reog Anak (FRA) Reog Wayang Golek Festival, dan Festival Reog Remaja (FRR). Secara keseluruhan, ada 37 grup yang tampil membawakan kesenian Reog
pada FNRP 2024.
Tahun ini Grebeg Suro mengangkat tema “Royo Joyo” yang berarti cerminan dari semangat, keberanian, dan kebahagiaan yang melingkupi sebuah komunitas. Kata“Rogo” artinya tempat budaya berada dan “joyo” melambangkan kebahagiaan dan kejayaan yang lebih besar.
Harapannya agar semangat “Royo Joyo” pada Grebeg Suro 2024 dapat menginspirasi berbagai elemen yang memperkuat rasa persatuan dalam menghadapi masa depan dengan penuh semangat dan keyakinan.
Selama Grebeg Suro 2024 berlangsung, pengunjung dapat menemukan produk-produk lokal dari UMKM di Grebeg Suro Expo 2024.
Perayaan FNRP juga termasuk dalam satu dari 110 agenda Karisma Event Nusantara (KEN), program strategis Kemenparekraf dalam mempromosikan destinasi pariwisata melalui kegiatan (event). Tujuannya, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara serta menggerakkan wisatawan nusantara agar berwisata di Indonesia.