Palu, (antarasulteng.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, mencatat penderita penyakit campak di kota itu hingga tahun ini minim, atau hanya 11 anak yang menderita penyakit tersebut.
Itu artinya, Kota Palu bebas dari ancaman penyakit menular tersebut, dan setelah dilakukan upaya-upaya untuk menekan angka tersebut, seperti imunisasi terhadap anak tak henti-hentinya di lakukan, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Royke Abraham, di Palu, Rabu.
Dia menjelaskan, upaya dilakukan pihaknya selama ini untuk mengeliminasi kasus campak di ibu kota Provinsi Sulteng itu dengan melaksanakan imunisasi dasar rutin pada bayi berumur sembilan bulan yang diikuti dengan imunisasi lanjutan kepada anak di Sekolah Dasar.
"Melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang saat ini untuk anak kelas II dan V SD. Alhamdullilah cakupan kita selama lima tahun terakhir untuk sasaran imunisasi campak bisa dikatakan 100 persen," jelasnya.
Upaya air susu ibu ekslusif kata dia, juga membantu menekan insiden campak. Selain itu, Dinas Kesehatan juga menjalin kerjasama yang lebih erat lintas sektor sepeti PKK, Dinas Pendidikan, lurah dan camat menjadi hal penting untuk bersinergi mensukseskan imunisasi di sekolah dan posyandu.
"Mencegah komplikasi campak dengan penemuan dan pengobatan sedini mungkin melalui optimalisasi program `surveylance` campak di puskesmas dan jaringannya," kata Royke.
Saat ini papar dia, pemerintah pusat sedang giat melaksanakan kampanye imunisasi massal MR (Measles-Rubela) sebagai upaya untuk eliminasi campak dan rubela yang akan dilakukan serempak pada Agustus dan September 2017 untuk anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun.
"Untuk luar Pulau Jawa termasuk Sulawesi Tengah, kampanye akan dilaksanakan di tahun 2018," paparnya.
Untuk mendukung nawacita Presiden Joko Widodo tahun 2020 mendatang Indonesia bebas dari penyakit campak, maka Dinkes Kota Palu sangat siap menyukseskan program nasional dengan mobilisasi sumber daya yang ada, dukungan sarana dan prasarana maupun pembiayaan. (skd)
Itu artinya, Kota Palu bebas dari ancaman penyakit menular tersebut, dan setelah dilakukan upaya-upaya untuk menekan angka tersebut, seperti imunisasi terhadap anak tak henti-hentinya di lakukan, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu, Royke Abraham, di Palu, Rabu.
Dia menjelaskan, upaya dilakukan pihaknya selama ini untuk mengeliminasi kasus campak di ibu kota Provinsi Sulteng itu dengan melaksanakan imunisasi dasar rutin pada bayi berumur sembilan bulan yang diikuti dengan imunisasi lanjutan kepada anak di Sekolah Dasar.
"Melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang saat ini untuk anak kelas II dan V SD. Alhamdullilah cakupan kita selama lima tahun terakhir untuk sasaran imunisasi campak bisa dikatakan 100 persen," jelasnya.
Upaya air susu ibu ekslusif kata dia, juga membantu menekan insiden campak. Selain itu, Dinas Kesehatan juga menjalin kerjasama yang lebih erat lintas sektor sepeti PKK, Dinas Pendidikan, lurah dan camat menjadi hal penting untuk bersinergi mensukseskan imunisasi di sekolah dan posyandu.
"Mencegah komplikasi campak dengan penemuan dan pengobatan sedini mungkin melalui optimalisasi program `surveylance` campak di puskesmas dan jaringannya," kata Royke.
Saat ini papar dia, pemerintah pusat sedang giat melaksanakan kampanye imunisasi massal MR (Measles-Rubela) sebagai upaya untuk eliminasi campak dan rubela yang akan dilakukan serempak pada Agustus dan September 2017 untuk anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun.
"Untuk luar Pulau Jawa termasuk Sulawesi Tengah, kampanye akan dilaksanakan di tahun 2018," paparnya.
Untuk mendukung nawacita Presiden Joko Widodo tahun 2020 mendatang Indonesia bebas dari penyakit campak, maka Dinkes Kota Palu sangat siap menyukseskan program nasional dengan mobilisasi sumber daya yang ada, dukungan sarana dan prasarana maupun pembiayaan. (skd)