Morowali, Sulteng (ANTARA) - Manajemen PT Poso Energy turut menghadiri peresmian infrastruktur kelistrikan pertama di Kabupaten Morowali, yang dilakukan oleh Gubernur Sulteng, Anwar Hafid.

“Poso energi diwakili oleh Asmaruddin, ST (Manager Bendungan dan Infrastruktur Sipil) dan M.Syafri (Kabag Humas),” kata M Syafri dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan, dengan diresmikannya infrastruktur strategis tersebut, maka akan menopang industri rumah tangga, serta memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah yang 70 persen bersumber daru energi terbarukan PLTA Poso.

 

Manajemen PT Poso Energy hadiri peresmian infrastruktur kelistrikan pertama di Morowali. ANTARA/HO-Poso Energy

 

Peresmian yang dipusatkan di Gardu Induk (GI) 150 kV Bungku di Kecamatan Bungku Tengah, Morowali, Selasa menandai beroperasinya jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Tentena, jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Bungku, serta gardu induk di Kolonedale dan Bungku dengan kapasitas masing-masing 30 MVA.

 

Sementara itu, Gubernur Sulteng Anwar Hafid dalam sambutannya menyatakan, diresmikan infrastruktur kelistrikan terbesar pertama di Kabupaten Morowali sebagai bagian dari program Berani Menyala yang bertujuan menghadirkan pemerataan listrik di wilayah itu.

“Inilah wujud nyata program Berani Menyala. Listrik bukan sekadar cahaya, tapi sumber kehidupan, kemajuan, dan kemerdekaan yang sesungguhnya,” kata Anwar Hafid.

 

Ia menyampaikan pembangunan infrastruktur listrik telah menjadi agenda yang ia mulai sejak menjabat Bupati Morowali pada 2007.

Saat itu, kata dia, Bungku sebagai ibu kota kabupaten hanya menikmati listrik enam jam per malam, sehingga pemerintah daerah menggunakan APBD untuk membeli mesin diesel, membangun jaringan, dan menanggung biaya bahan bakar.

Menurut dia, puncak keberhasilan pada masa kepemimpinan dia sebagai Bupati Morowali adalah terlaksananya layanan listrik 24 jam pertama kali di Bungku pada 2010.

Ia menyebut, keberhasilan tersebut sebagai tonggak yang membuka jalan bagi perkembangan Morowali.

“Saya bahkan rela kebun sawit pribadi saya dilewati jaringan listrik agar proyek bisa berjalan. Karena saya yakin, ketika rakyat terang, ekonomi akan ikut tumbuh,” ujarnya.

Ia mengatakan, dengan beroperasinya gardu induk dan jaringan transmisi baru, Morowali tidak lagi menghadapi keterbatasan listrik.

Infrastruktur strategis ini akan menopang industri dan rumah tangga, serta memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Tengah yang 70 persen bersumber dari energi terbarukan PLTA Poso.

Meski demikian, Anwar menyebut masih terdapat 85 desa di Sulawesi Tengah yang belum teraliri listrik, termasuk 28 desa di Morowali yang sebagian besar berada di wilayah kepulauan.

Ia menargetkan, desa-desa tersebut dapat memanfaatkan tenaga surya untuk mewujudkan kemandirian energi.

General Manager PLN UIP Sulawesi Wisnu Kuntjoro Adi mengatakan, PLN berkomitmen mendukung langkah pemerintah dalam percepatan pemerataan listrik di Sulawesi Tengah.

“PLN hadir bukan hanya untuk melayani industri, tapi juga untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ia menyebut tantangan PLN di Morowali cukup besar, termasuk pembangunan tambahan jaringan dan gardu dalam tiga tahun ke depan.

Meski demikian, ia meyakini hal tersebut dapat tercapai dengan dukungan penuh dari Gubernur dan seluruh pihak terkait.


Pewarta : Andriy Karantiti
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2025