Fatayat NU Sulteng keliling desa rawan bencana praktik mengurus jenazah

id Fatayat NU,Pengurusan Jenazah,Pasigala

Fatayat NU Sulteng keliling desa rawan bencana praktik mengurus jenazah

Sejumlah ibu dan remaja putri mengikuti kegiatan praktik mengurus jenazah perempaun yang dilakukan oleh Fatayat NU Sulawesi Tengah di sejumlah desa dan kelurahan di daerah rawan bencana di Kota Palu, Sigi dan Donggala. (Antara/HO-Fatayat NU)

Sekarang ini sudah jarang kita temukan perempuan muda yang bersedia menjadi pelaksana kaifiyatul jenazah
Palu (ANTARA) - Fatayat Nahdlatul Ulama Provinsi Sulawesi Tengah dalam sebulan terakhir melaksanakan praktik pengurusan jenazah perempuan di daerah-daerah rawan bencana di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi.

"Ini bagian dari program Emergency Response Recovery (ERR) di Palu, Sigi dan Donggala," kata Ketua Fatayat NU Sulawesi Tengah Zulfiah Mansur di Palu, Selasa malam.

Dia mengatakan kegiatan belajar pengurusan jenazah tersebut dilakukan di dua desa di Sigi dan Donggala, serta dua kelurahan di Kota Palu.

Zulfiah mengatakan Fatayat NU menganggap penting mengajak kaum perempuan mempelajari ilmu yang hampir dilupakan oleh sebagian orang tersebut.

Baca juga: Rumah Pintar Fatayat NU Sulteng Sediakan Modal

Dia mengatakan ada sebagian kalangan menganggap ilmu tersebut sebagai ilmu yang hanya boleh dipelajari oleh orang tua dan yang memiliki keberanian serta keahlian khusus.

"Sekarang ini sudah jarang kita temukan perempuan muda yang bersedia menjadi pelaksana kaifiyatul jenazah," katanya.

Padahal kata Zulfiah, untuk mempelajari ilmu itu tidak dibatasi umur, apalagi ketika situasi emergency sangat dibutuhkan orang yang tidak hanya berani atau ikhlas menangani jenazah akan tetapi juga dibutuhkan orang yang memiliki ilmu mengurus jenazah.

Dengan melihat fenomena tersebut, kata Zulfiah, Fatayat NU Sulawesi Tengah didung YAPPIKA, sebuah lembaga sosial dan kemasyarakatan terpanggil melakukan belajar pengurusan jenazah.

"Kegiatan kami mulai sejak 7 Februari di Desa Beka, Kecamatan Marawola, Sigi," kata Zulfiah.

Untuk di Kabupaten Donggala dilaksanakan di Desa Lende Tovea, Kecamatan Sirenja.

Sementara di Kota Palu dilaksanakan 15 Februari di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi dan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore.

"Kami gunakan metode belajar orang dewasa yang langsung melibatkan warga penerima manfaat dan langsung praktek mulai dari perlakuan terhadap orang yang menghadapi sakratul maut, cara mengukur kain kafan, menata kain kafan, menyiapkan tempat pemandian disertai do'a," kata Zulfiah.

Baca juga: Fatayat dan Pemkab Sigi Bekerja Sama Membangun Rekonsiliasi

Selanjutnya dilakukan tata cara memandikan disertai do'a, cara mengkafani dan tata cara shalat jenazah serta do'a untuk keselamatan mayit.

"Kami dibantu tim dari penyuluh agama Islam Kemenag Kota Palu. dan semua yang kami kunjungi mendapat sambutan positif dan warga belajar sangat antusias, prosesi belajar juga berlangsung dinamis dan interaktif," katanya.

Editor : Rolex Malaha

Baca juga: Fatayat NU apresiasi sikap Presiden Jokowi atasi Papua