Wali Kota Palu: Pemulihan pascabencana jangan dijadikan alat politik

id Rehab-rekon, bencana palu, pasigala, pemkot palu

Wali Kota Palu:  Pemulihan pascabencana jangan dijadikan alat politik

Wali Kota Palu, Hidayat meninjau ruang perawatan salah satu Puskesmas d Palu setelah diresmikan, Kamis (5/3/2020). (ANTARA/Moh Ridwan)

Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah Hidayat mengatakan pemulihan pascabencana gempa, tsunami, dan likuefaksi yang melanda kota itu jangan dijadikan sebagai alat politik untuk kepentingan Pemilihan wali kota dan wakil wali kota tahun 2020.

"Jangan ganggu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, jangan hanya karena politik proses ini terhambat, kami tidak inginkan hal demikian," ujar Wali Kota Palu, Hidayat, di Palu, Kamis.

Kota Palu salah satu daerah di Sulawesi Tengah akan menggelar Pemilihan kepala daerah (Pilkada) wali kota dan wakil wali kota, selain pemilihan gubernur dan wakil gubernur.

Dia memaparkan, tahun ini adalah tahun pesta demokrasi, siapa saja bisa menarik simpati dan mencari dukungan dari orang per orang maupun partai, maka proses rehabilitasi dan rekonstruksi tidak pantas dijadikan sebagai alat untuk memuluskan kepentingan politik.

Wali kota meminta masyarakat Palu menjaga dan mendukung setiap tahapan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi agar proses pemulihan pascabencana dapat terlaksana dengan baik, khususnya pembangunan hunian tetap untuk warga penyintas korban gempa, tsunami dan likuefaksi yang saat ini masih berlangsung di sejumlah titik.

Hidayat menjelaskan, Pemkot Palu sudah melakukan langkah-langkah percepatan pembangunan infrastruktur termasuk sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat guna mendukung pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Bank Dunia, katanya, melalui Asian Development Bank (ADB) sudah memberikan pinjaman untuk pemulihan pascabencana Palu lewat pemerintah pusat. Jika proses rehabilitasi dan rekonstruksi tidak mencapai target karena sengaja dipolitisasi lalu terhambat, tidak menutup kemungkinan pihak pemberi pinjaman menarik kembali dana mereka.

"Olehnya proses ini jangan di ganggu, bila terhambat maka hal ini bisa menimbulkan masalah baru," kata Hidayat menegaskan.

Di samping itu, Badan kerja sama internasional Jepang atau JICA juga membantu pemulihan Kota Palu membangun kembali jembatan Palu IV yang roboh akibat dampak gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu termasuk jalan melalui dana hibah sekitar Rp300 miliar.

"Saya minta masyarakat bersabar, saat ini proses pembangunan sedang berjalan," demikian Hidayat.