Legislator: Pemprov Sulteng segera bentuk satgas penanganan corona

id KORONA,Nasdem,Ibrahim hafid,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Legislator: Pemprov Sulteng segera bentuk satgas penanganan corona

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sulteng Ibrahim A. Hafid (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Sulawesi Tengah Ibrahim A. Hafid mengemukakan pemerintah provinsi setempat harus segera membentuk satuan tugas penanganan penyebaran virus corona (COVID-19) dan dampaknya di Sulteng.

"Nasdem mendukung pemerintah dan sekaligus mendorong dilakukannya pembentukan Satgas Penanggulangan COVID-19 di Sulteng," ucap legislator setempat dari Fraksi Nasdem itu di Palu, Minggu.

Langkah itu, menurut dia, untuk melindungi masyarakat dari bahaya pandemi virus tersebut.

Ibrahim juga menyarankan Pemerintah Provinsi Sulteng meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi virus corona.

Ia menyebut perlunya peningkatan pengawasan, pemantauan, dan pemeriksaan di pintu-pintu masuk Sulteng.

"Pintu masuk melalui darat, udara, dan laut harus ada tim media selalu siaga untuk memeriksa siapa pun yang datang ke Sulteng," ujarnya.



Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sulteng itu, menyarankan Pemprov Sulteng segera membahas dan mengambil sikap atau langkah-langkah terkait dengan penerbangan domestik dan internasional, utamanya bagi mereka yang datang lewat jalur udara, melalui bandar udara.

"Sudah saatnya harus dibahas dan disikapi lebih serius mengenai virus ini. Semua pintu masuk, utamanya jalur udara, maka setiap bandara di Sulteng perlu ada satu kebijakan tertentu. Ini untuk minimalisir dampak," kata dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemkot Palu, 32 warga setempat saat ini dalam pemantauan intensif virus corona, setelah berwisata ke Jepang.

"Jepang merupakan negara yang terpapar virus corona. Mereka telah kami pantau sejak enam hari lalu setibanya di Palu dari berwisata ke Jepang," kata Kadis Kesehatan Palu dr. Huzaimah.

Pemantauan yang dilakukan Dinkes Palu, meliputi cek dan pemeriksaan kesehatan oleh tim kesehatan dengan mendatangi langsung 32 warga tersebut.

Selain itu, memantau via sambungan telepon dengan meminta semua kontak mereka, termasuk anggota keluarga. Upaya antisipasi tersebut dilakukan dua kali sehari selama 14 hari.