Harga Bawang Merah di Palu Merangkak Sampai Rp135 Ribu

id Bawang, Harga, Masomba, Manonda

Harga Bawang Merah di Palu Merangkak Sampai  Rp135 Ribu

Illustrasi - Seorang petani memanen bawang merah di kebunnya.(ANTARA)

Bawang merah yang dijual selama ini merupakan produksi petani di Lembah Palu dan sejumlah desa di Kabupaten Sigi dan Poso.
Palu (antarasulteng.com) - Harga bawang merah di Palu, Sulawesi Tengah, terus bergerak naik dalam beberapa hari terakhir dan sudah mencapai Rp135 ribu per kilogram.

Sejumlah pedagang di Pasar Masomba Palu, Jumat, mengatakan kemungkinan harga bumbu dapur itu masih akan bergerak naik karena stok semakin menipis.

Pasokan bawang merah dari petani ke pasar-pasar di Kota Palu termasuk di Pasar Masomba terus berkurang, sementara permintaan masyarakat meningkat.

Menurut Ny Daniar (46), berkurangnya pasokan bawang merah dikarenakan produksi petani pada panen kali ini menurun dibandingkan sebelumnya.

Bawang merah yang dijual selama ini merupakan produksi petani di Lembah Palu dan sejumlah desa di Kabupaten Sigi dan Poso.

Sementara hasil panen petani di tiga daerah itu tidak mengembirakan karena curah hujan tinggi menyebabkan tanaman bawang tidak bagus.

Banyak petani yang mengalami gagal panen karena pengaruh cuaca yang tidak mendukung.

Selain itu, sebagian hasil panen juga diantarpulaukan keluar daerah seperti Gorontalo, Manado dan Kalimantan Timur karena harga di sana lebih tinggi.

Dalam kondisi normal harga bawang merah seharusnya hanya berkisar Rp25 ribu per kilogram. "Tapi sekarang ini pedagang menjual Rp135 ribu per kilogram," katanya.

Harga bawang di tingkat petani saat ini berkisar Rp130 ribu per kilogram. Pedagang mengambil untung Rp5.000 per kilogram, termasuk ongkos angkutan dari sentra produksi ke pasar-pasar di Palu.

Sementara harga bawang putih dijual pedagang saat ini Rp15 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan setempat Toni Muhammad membernarkan harga bawang merah di pasaran dalam sepekan ini terus bergerak naik.

Kenaikan dipicu pasokan kurang, sementara permintaan masyarakat meningkat.

Ia juga mengatakan hasil panen petani turun drastis pada panen kali ini karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Curah hujan tinggi.***