Legislator minta Pemda di Sulteng tidak tunda penyaluran stimulan penyintas

id DPRD SULTENG,Nasdem,Stimulan ,Padagimo

Legislator minta Pemda di Sulteng tidak tunda penyaluran stimulan penyintas

Seorang anak korban bencana melintas di depan tenda pengungsian di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA/HO-Basri Marzuki

Palu (ANTARA) - Anggota DPRD Sulawesi Tengah, Ibrahim Hafid di Palu, Minggu, minta pemerintah daerah di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) agar tidak menunda penyaluran dan pencairan stimulan rumah rusak berat, sedang dan ringan untuk penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut.

"Adanya pandemi Covid-19 jangan dijadikan alasan oleh pemerintah untuk menunda pencairan stimulan mereka," ucap Ibrahim Hafid.

Pemerintah RI lewat Kementerian Keuangan telah menandatangani dan memberikan hibah senilai Rp1,9 triliun yang diserahkan kepada tiga bupati dan satu wali kota di Padagimo melalui BNPB, pada Oktober 2019.

Lewat dana hibah tersebut, keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan berat, sedang, hingga ringan, masing-masing akan mendapatkan uang bantuan senilai Rp50 juta, Rp25 juta, dan Rp10 juta.

Ibrahim Hafid menegaskan Pemprov Sulteng harus mengevaluasi dana tersebut, apakah sudah diterima oleh penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi ataukah belum.

"Ini harus dipantau dan dievaluasi progresnya, karena dana tersebut khusus stimulan diperuntukan untuk penyintas bencana," sebutnya.

Ibrahim yang merupakan Ketua Fraksi NasDem di DPRD Sulteng menilai, penyintas bencana gempa, tsunami dan likuefaksi merupakan kaum rentan berkaitan dengan adanya pandemi COVID-19 atau corona.

Olehnya, sebut dia kehidupan yang layak harus dipenuhi oleh pemerintah, dan jangan ditunda-tunda atau diperlambat.

Percepatan stimulan rumah rusak berat, sedang dan ringan, menurut Ibrahim, menjadi salah satu langkah dan upaya pemerintah untuk minimalisir dampak dari penyebaran COVID-19.

"Bagaimana bisa warga berdiam diri di rumah, bila rumahnya tidak ada, bila mereka hanya tinggal di tenda-tenda pascabencana hampir dua tahun lalu, 28 September 2018," sebutnya.