Bulog Sulteng serap beras petani di tengah pandemik COVID-19

id beras

Bulog Sulteng serap beras petani di tengah pandemik COVID-19

Bagus, salah seorang pedagang beras di Pasar Induk Tradisional Masomba Palu.(Foto Antara/Anas Masa).

Palu (ANTARA) - Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah (Sulteng) tetap melakukan penyerapan beras dari hasil panen petani di sejumlah sentra produksi padi di provinsi itu guna memenuhi kebutuhan stok nasional di tengah pandemik COVID-19.

Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Amir Sube di Palu, Rabu mengatakan gudang Bulog di sejumlah daerah ssntra produksi padi di Sulteng terus melakukan penyerapan beras petani setiap hari, meskipun realisasi jumlah pembelian masih relatif kecil.

"Tetap ada beras petani yang masuk ke gudang-gudang Bulog," katanya.

Ia mengatakan musim panen (MP) 2020, Bulog Sulteng menargetkan penyerapan beras petani sebanyak 25.000 ton atau lebih rendah dari target 2019 sekitar 32.000 ton, dan realisasinya hanya sekitar 50 persen.

Untuk memenuhi target tahun ini, kata dia, pihaknya turun langsung ke lapangan untuk membeli beras produksi petani di semua sentra produksi yang ada di provinsi ini.

Ia menyebutkan ada tujuh daerah di  Sulteng yang selama ini merupakan produsen beras terbesar yakni Parigi Moutong, Banggai, Donggala, Poso, Tolitoli, Sigi dan Morowali.

Menurut dia, pengadaan beras di setiap kabupaten penghasil beras di Sulteng tetap digenjot meskipun dalam kondisi pandemik virus corona  yang sulit diprediksi ke depan,  karena adanya kebijakan pemerintah yang melarang masyarakat untuk keluar rumah guna menghindari wabah virus COVID-19.

"Kami tetap melakukan pembelian. Dan saat ini Bulog Sulteng sudah membeli beras petani sebanyak 3.000 ton," kata Amir.

Ia menjelaskan seluruh beras yang diserap Bulog sejak Januari hingga April 2020 adalah beras kualitas terbaik atau beras jenis premium.

"Pengadaan beras sekarang ini tidak lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Beras yang dibeli Bulog adalah beras premium untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujar dia seraya menambahkan beras yang dibeli Bulog langsung dilempar ke pasaran dengan mengikuti harga pasar.

"Tetapi jika Bulog melakukan operasi pasar, maka harga beras dijual Bulog
tentu mengacu kepada harga eceran tertinggi dari pemerintah). Bahkan beberapa kali pelaksanaan operasi pasar, Bulog menjual beras kepada warga rata-rata di bawah HET yang berlaku.

HET ditetapkan pemerintah untuk beras jenis medium dijual Rp9.450/kg dan Premium Rp12.800/kg. "Tapi kami (Bulog) menjual dengan harga Rp9.000/kg," kata Amir.