Sulteng akan dipasok beras 2.000 ton dari Jatim dan Sulut

id beras

Sulteng akan dipasok beras 2.000 ton dari Jatim dan Sulut

Kabid Pengadaan dan OPP Bulog Sulteng, Amir Sube. ANTARA/Anas Masa

Palu (ANTARA) - Sulawesi Tengah dalam waktu dekat akan mendapatkan pasokan beras sebanyak 2.000 ton dari Jawa Timur dan Provinsi Sulawesi Utara untuk memperkuat ketersediaan bahan kebutuhan pokok itu di daerah ini menghadapi masa pandemik COVID-19.

Kepala Bidang Pengadaan dan Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Provinsi Sulteng, Amir Sube di Palu, Kamis membenarkan langkah itu merupakan kebijakan Bulog Pusat untuk menjaga dan mengamankan stok beras di daerah-daerah, termasuk Sulteng karena adanya wabah virus corona.

Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan harus selalu tersedia dalam jumlah memadai baik di pasaran maupun di gudang Bulog karena sewaktu-waktu dapat mendukung kegiatan operasi pasar saat terjadi gejolak harga beras di tingkat pengecer, maka Bulog bisa langsung melakukan intervensi pasar.

Karena itu,Bulog Sulteng terus berupaya keras melakukan pembelian beras produksi petani, meski di tengah pandemik virus corona tetap menyerap, meski serapan yang dilakukan Bulog selama beberapa bulan terakhir ini belum berjalan maksimal.

Dia menjelaskan beras sebanyak 2.000 ton yang akan datang ke Sulteng tersebut masing-masing dari Bulog Jatim sebanyak 1.000 ton dan Bulog Sulut juga 1.000 ton.

"Ini program pergerakan nasional yang langsung dilakukan oleh Perum Bulog," Jelas Amir.

Pasokan beras dari luar daerah bukan karena realisasi pengadaan beras di Sulteng kecil, tetapi demi memperkuat stok beras di Sulteng karena dampak dari COVID-19.

Stok beras yang dikuasai Bulog Sulteng hingga kini masih sekitar 7.000 ton, cukup untuk ketahanan empat bulan ke depan.

Amir juga menambahkan pihaknya terus melakukan pantauan ke seluruh pusat perbelanjaan di kabupaten/kota di Sulteng. Setiap hari ada petugas kami yang turun ke pasar-pasar untuk mengecek baik stok maupun pergerakan harga beras.

Tetapi sepanjang ini, harga beras di tingkat pengecer masih terbilang stabil dan terkendali karena stok tersedia dalam jumlah memadai.