Pemkot Palu mulai rawat OTG COVID-19

id Pemkot palu, corona, covid-19, perawatan, otg, odp, asrama haji

Pemkot Palu  mulai rawat OTG COVID-19

Satu mobil ambulans disiagakan di pondok perawatan OTG dan ODP COVID-19 di Gedung Asrama Haji Palu, Kamis (23/4/2020). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mulai merawat warga berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) COVID-19 di gedung khusus yang sudah disediakan pemerintah daerah setempat.

"Data sementara OTG sudah sekitar 113 kasus dan 10 di antaranya sudah dirawat di pondok perawatan di Gedung Asrama Haji Palu sejak Kamis (23/4)," ungkap Wali Kota Palu Hidayat melalui keterangan tertulis di Palu, Jumat malam.

Ia menjelaskan kasus OTG menurut pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 dikeluarkan Kementerian Kesehatan, adalah mereka yang tidak bergejala namun berisiko tertular virus corona dari pasien COVID.

Selain itu, riwayat OTG pernah berkontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif.

Asrama Haji Kota Palu juga dimanfaatkan untuk perawatan orang dalam pemantauan (ODP), di mana data terakhir menunjukkan status ODP di ibu kota Sulteng itu mencapai 213 kasus.

Pihaknya lebih memilih merawat OTG maupun ODP dibandingkan dengan isolasi mandiri sebagai bentuk antisipasi supaya mata rantai penyebaran virus tersebut betul-betul terputus dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

"Kalau isolasi mandiri mereka akan kontak dengan keluarganya. Kemudian keluarganya akan kontak dengan orang lain. Jika ini tidak diantisipasi maka penyebaran COVID-19 sulit dikendalikan" ujar Hidayat.

Sesuai janji pemerintah setempat, mereka yang menjalani perawatan untuk masa pemulihan, keluarga mereka akan mendapat jaminan melalui bantuan bahan kebutuhan pokok.

Ia menyebut Gedung Asrama Haji belum memadai dari sisi jumlah ruangan. Di gedung itu baru tersedia sekitar 36 kamar untuk ruang perawatan.

Oleh karena itu, pemerintah mengambil langkah alternatif memanfaatkan gedung rumah susun di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli dengan 50 ruangan.

"Jumlah ini belum cukup menampung ratusan orang yang akan di rawat. Kami sedang berupaya mencari gedung lain agar bisa terpenuhi," kata Hidayat.

Dia menjelaskan gedung-gedung yang dimanfaatkan untuk perawatan akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kesehatan sesuai standar layanan penanganan COVID-19, termasuk petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD).