Peruri Bidik Pendapatan Rp2,8 Triliun Pada 2014

id peruri

Peruri Bidik Pendapatan Rp2,8 Triliun Pada 2014

Karyawan Peruri memperagakan cara mendesain uang di plat mata uang logam di Perum Peruri, Karawang, Jawa Barat, Senin (24/6). Peruri mempunyai kapasitas untuk mencetak uang logam sebanyak 1,6 milyar koin per tahun. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Jakarta (antarasulteng.com) - Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) menargetkan pendapatan Rp2,8 triliun tahun 2014 atau naik 12 persen dibanding pendapatan tahun 2013 yang diproyeksikan sekitar Rp2,5 triliun.

"Tahun depan pendapatan kami harap tumbuh pada kisaran 10-15 persen. Target Rp2,8 triliun pada 2014 segera kami sampaikan dalam RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) kepada Kementerian BUMN," kata Direktur Utama Peruri, Prasetio, usai membuka The XX Pacific Rim Banknote Printer`s Conference (PRBPC), di Jakarta, Senin.

Ekspansi bisnis, kata dia, diharapkan membuat perseroan bisa meningkatkan laba bersih menjadi Rp280 miliar pada 2014. Sementara laba bersih tahun 2013 diproyeksikan Rp250 miliar sampai Rp260 miliar.

Ia menjelaskan, Peruri mulai tahun depan mendatangkan dua mesin baru guna mendukung bisnis pencetakan uang dan surat-surat berharga guna mencapai target pertumbuhan tersebut.

"Satu unit didatangkan pada awal 2014, dan satu unit lagi sebelum akhir tahun 2014," kata Prasetio.

Dengan demikian, lanjut dia, bisnis pencetakan uang peruri menjadi 11 lini hingga akhir 2014.

Pencetakan uang memberikan kontribusi sampai 70 persen terhadap pendapatan Peruri. Selebihnya pendapatan diperoleh dari pencetakan surat berharga seperti paspor, perangko dan materai, surat tanah, dan pita cukai.

Khusus pencetakan uang, Prasetio mengklaim pada 2014 akan memenuhi pencetakan uang sebanyak 6 miliar bilyet, meningkat dibanding tahun 2013 yang diperkirakan sebanyak 5,3 bilyet.

Sementara Direktur Keuangan Peruri, Antonius mengatakan, tahun 2014 perseroan mengalokasikan belanja modal Rp1 triliun yang akan digunakan untuk pengadaan mesin-mesin percetakan.

"Belanja modal tersebut, akan dibiayai dari dana internal, yang dikombinasikan dengan pinjaman perbankan," ujar Antonius.(skd)