Bupati Sigi minta penurunan kematian ibu-bayi diprioritaskan

id BUPATI SIGI,PEMKAB SIGI,STUNTING SIGI

Bupati Sigi  minta penurunan kematian ibu-bayi diprioritaskan

Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada tenaga medis puskesmas meliputi puskesmas wilayah Kulawi dan Lindu. (ANTARA/HO/Humas Pemkab Sigi)

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta meminta jajarannya untuk menempatkan upaya penurunan kematian ibu dan bayi menjadi salah satu prioritas, selain pencegahan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.

“Meskipun di tengah pandemi COVID-19, target program kesehatan, seperti penurunan kematian ibu dan bayi, harus tercapai,” ucap Mohammad Irwan Lapatta, di Sigi, , Sulawesi Tengah, Jumat.

Mohammad Irwan menegaskan, adanya kemungkinan penyebaran COVID-19 di daerah itu, jangan sampai menyampingkan upaya menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi, termasuk anak.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada semua dinas terkait untuk bersama membangun kesehatan masyarakat di desa.

“Pembangunan kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab satu OPD, tetapi ada beberapa OPD. Nah, ini harus bersinergi serta membangun sinergitas dengan masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Bupati juga meminta kepada dinas-dinas terkait untuk bersama-sama memberantas kekerdilan. Kekerdilan menjadi salah satu problem serius yang dihadapi oleh Pemkab Sigi.

Pemerintah Kabupaten Sigi mencatat terdapat 3.591 anak balita atau 24,7 persen mengalami kerdil berdasarkan aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat atau yang disebut e-PPGBM Puskesmas sampai dengan tanggal 6 Desember 2019.

Selain itu, berdasarkan data tersebut data status gizi Kabupaten Sigi, anak balita dengan kategori pendek (kerdil) berjumlah 2.132, dan bayi di bawah lima tahun (balita) dengan kategori sangat pendek berjumlah 1.459 orang.

Kekerdilan adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Anak tergolong kerdil,. katanya, apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.

Terkait hal itu, Pemerintah Kabupaten Sigi, kata Bupati, mengarahkan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) kepada tenaga medis puskesmas meliputi puskesmas wilayah Kulawi dan Lindu. (ANTARA/HO/Humas Pemkab Sigi)