Brazil minta bantuan dana darurat WHO untuk lawan COVID-19

id brazil,suku adat brazil,pribumi brazil,JoeniaWapichana,WHO,pandemi,corona,COVID-19

Brazil minta bantuan dana darurat WHO untuk lawan COVID-19

Sejumlah perawat mengenakan masker wajah dan memegang salib saat demonstrasi Hari Buruh untuk memberi penghormatan kepada pekerja kesehatan di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Brasilia, Brazil (1/5/2020). ANTARA/REUTERS/Ueslei Marcelino/aa.

Brasilia (ANTARA) - Pemimpin masyarakat pribumi Brazil meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyiapkan dana darurat untuk membantu melindungi komunitas mereka dari ancaman wabah COVID-19.

"Ini benar-benar kasus darurat. Masyarakat pribumi rentan dan tidak mempunyai perlindungan," kata Joenia Wapichana, perempuan pribumi pertama yang terpilih untuk Kongres Brazil, Senin (4/5).

Sejauh ini terdapat sebanyak 18 orang dari masyarakat pribumi Brazil yang meninggal dunia akibat terjangkit virus corona, menurut lembaga payung APIB, meskipun pemerintah Brazil sendiri menyatakan angkanya hanya enam kasus kematian.

Organisasi masyarakat pribumi telah mengirimkan surat kepada pimpinan WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memohon bantuan penyediaan alat pelindung diri yang saat ini tidak tersedia untuk para tenaga medis di wilayah adat, kata Wapichana.

Permohonan itu menyusul surat terbuka untuk Presiden Jair Bolsonaro yang disampaikan sejumlah pesohor, musisi, dan aktor internasional pada Minggu (3/5), berisi seruan agar dia melindungi komunitas pribumi Brazil.

Seniman Ai Weiwei dan David Hockney, musisi Sting dan Paul McCartney, aktor Glenn Close dan Sylvester Stallone, serta pembawa acara Oprah Winfrey, adalah beberapa di antara pesohor yang menandatangani surat tersebut.

Dalam surat disebutkan bahwa "ancaman luar biasa" yang harus dihadapi masyarakat pribumi Brazil diperparah dengan invasi lahan yang dilindungi suku adat oleh penambang, penebang pohon, dan peternak ilegal.

"Aktivitas terlarang itu telah meningkat beberapa pekan terakhir karena otoritas Brazil yang bertanggung jawab melindungi lahan itu tidak bisa bergerak akibat pandemi," tertulis dalam surat tersebut.

Lebih lanjut Wapichana menyebut bahwa Bolsonaro tidak menyertakan masyarakat pribumi ke dalam rencana nasional penanggulangan wabah COVID-19.

Menteri kesehatan baru, Nelson Teich, membantah hal itu dengan menyebut bahwa perlindungan bagi pribumi adalah satu prioritas. Badan pemerintah untuk urusan masyarakat pribumi, FUNAI, juga telah menghentikan misionaris Nasrani untuk menyebar ajaran agama kepada penduduk pribumi terisolasi demi menghindari penularan corona.

Banyak dari masyarakat pribumi Brazil yang jumlahnya sekitar 850.000 orang tinggal di wilayah terpencil di Amazon dengan akses layanan kesehatan yang minimal atau bahkan tidak ada sama sekali.

Sumber: Reuters