Sebagian petani Sigi tidak lagi kesulitan air setelah gempa

id PETANI SIGI,PERTANIAN SIGI

Sebagian petani Sigi tidak lagi kesulitan air setelah gempa

Irigasi di Sigi mulai berfungsi mengairi air ke lahan pertanian warga setelah hampir dua tahun tidak berfungsi karena rusak terdampak gempa dan likuefaksi 28 September 2018. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Sebagian petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tidak lagi mengalami kesulitan air untuk mengolah lahan pertanian mereka, setelah gempa mengguncang kabupaten itu pada 28 September 2018 silam yang merusak infrastruktur, termasuk irigasi pertanian.

"Air tidak lagi menjadi masalah bagi kami. Artinya petani sudah dapat air karena irigasi sudah berfungsi perlahan-lahan," ucap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Kalawara Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Marthen Mamusung di Sigi, Kamis.

Irigasi pertanian yang rusak berat karena terdampak gempa dan likuefaksi kini perlahan mulai berfungsi, mengairi air ke lahan pertanian warga. Namun irigasi baru mengairi air di beberapa desa di Kecamatan Gumbasa dan Tanambulava.

Karena tidak kesulitan air, kata Marthen, petani sudah mulai menanam padi sawah untuk menunjang kebutuhan pangan.

Gapoktan yang dipimpin Marthen Mamusung beranggotakan 10 kelompok tani. Setiap kelompok beranggotakan 15 - 20 orang yang menggarap 203 hektare sawah dengan produksi sekitar 5-6 ton per hektare. Selain itu kelompok ini juga menggarap jagung 130 hektare.

Sementara di Desa Pakuli terdapat satu Gapoktan dengan 18 kelompok tani dengan luas lahan pertanian untuk padi sawah mencapai 196 hektare. Saat ini petani desa itu sudah panen padi mencapai 60 karung ukuran 50 kilogram.

Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gumbasa-Tanambulava Septiato mengemukakan secara umum luas lahan potensial pertanian di Kecamatan Gumbasa dan Tanambulava 1.021 hektare, namun yang difungsikan hanya 600 hektare untuk padi sawah.

"Untuk padi kita masih bertahan pada dua kali panen/dua kali tanam dalam setahun. Kalau jagung, tiga kali panen/tahun," ungkap dia.