Pertamina: pasokan BBM di Sulteng terpenuhi saat lebaran

id Pertaminq, mor vii, bbm, sulteng

Pertamina: pasokan BBM di Sulteng terpenuhi saat lebaran

Situasi pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di salah satu SPBU di Kota Palu, Sulawesi Tengah berjalan normal meski di tengah wabah pendemi COVID-19, Kamis (30/4/2020). ANTARA/Moh Ridwan

Kami memastikan kebutuhan masyarakat akan BBM terpenuhi meskipun saat ini masih masa pendemi COVID-19
Palu (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengatakan pasokan Bahan Bakar Minyak jenis gasoline maupun gasoil di Provinsi Sulawesi Tengah terpenuhi saat lebaran Idul Fitri 1 Sayawal 1441 Hijriah tahun 2020.

"Kami memastikan kebutuhan masyarakat akan BBM terpenuhi meskipun saat ini masih masa pendemi COVID-19," ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Sulawesi Hatim Ilwan saat dihubungi, dari Palu, Senin (18/5) malam.

Hatim menjelaskan, BBM sudah menjadi kebutuhan vital masyarakat, sehingga stok dan alur distribusi harus terjaga agar pasokan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) selalu terpenuhi.

Pertamina tahun ini telah mengalokasikan kuota BBM bersubsidi jenis solar di Sulteng sebanyak 127.920 kiloliter atau meningkat sekitar 3,4 persen, begitu pun premium sebanyak 213.973 kiloliter serta elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram sebanyak 48.506 metrikton.

Sedangkan BBM dan elpiji non subsidi, tambahnya, selalu tersedia setiap saat, olehnya masyarakat tidak perlu panik karena kebutuhan energi di jamin cukup.

"Ini bentuk keseriusan kami memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat apa lagi di hari-hari besar keagamaan agar ketahanan pasokan selalu tersedia," ungkap Hatim.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Pertamina mengkalim seluruh daerah di Pulau Sulawesi yang menjadi wilayah kerja MOR VII rata-rata ketahanan stok khusus elpiji bersubsidi di prediksi lebih dari 12 hari.

Perhitungan itu berdasarkan peningkatan konsumsi elpiji diambil dari rerata penyaluran normal yaitu sepanjang bulan Januari hingga Februari tahun ini dibandingkan dengan rerata penyaluran saat masa satgas COVID-19 di bulan April hingga Mei.

Sedangkan untuk produk elpiji non-subsidi, Bright Gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram justru mengalami penurunan konsumsi dari 123,48 metrikton per hari menjadi 122,04 metrikton per hari atau menurun 1,17 persen dibandingkan dengan penyaluran normal.

"Hingga sepekan menjelang lebaran rerata konsumsi elpiji bersubsidi Sulteng sekitar 187,88 metrikton per hari. Tercatat secara keseluruhan di Pulau Sulawesi, konsumsi tertinggi masih berada di Sulawesi Selatan  mencapai 876,66 metrikton per hari," demikian Hatim.