Permintaan masyarakat akan beras di Kota Palu meningkat

id beras

Permintaan masyarakat akan beras di Kota Palu meningkat

Pedagang beras di salah satu pasar tradisional di Palu, Sulawesi Tengah. (Antara/Anas Masa)

Saya masih punya stok beras ada sekitar 20 ton
Palu (ANTARA) - Permintaan masyarakat terhadap bahan kebutuhan pokok berupa beras di Kota Palu meningkat di masa pandemi COVID-19.

Rais, seorang pedagang beras di kawasan Pasar Manonda Palu, Selasa, mengatakan selama beberapa bulan terakhir permintaan masyarakat meningkat namun harga relatif stabil dan terkendali.

Ia mengatakan stok beras di pasar-pasar tradisional di kota itu cukup memadai, karena pasokan dari sentra-sentra produksi berjalan lancar.

"Stok beras dikuasai pedagang cukup banyak," kata dia.

Beras yang dijual di pasaran bukan hanya produksi petani lokal, tetapi juga didatangkan pedagang dari provinsi tenggga seperti Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

Dua daerah tetangga Sulteng tersebut selama ini merupakan daerah penghasil beras terbesar di Pulau Sulawesi, bahkan kawasan timur Indonesia.

Tidaklah heran jika Kota Palu merupakan salah satu pangsa pasar beras dari Sulsel dan Sulbar. 

"Dan itu sudah berlangsung sejak dahulu," kata Rais.

Hal senada juga disampaikan Randa, seorang pedagang beras di kawasan Pasar Masomba Palu. 

Ia mengakui masih memiliki stok beras dalam jumlah memadai.

"Saya masih punya stok beras ada sekitar 20 ton," katanya.

Dalam waktu dekat kata dia, akan tiba lagi 10 ton beras dari Sulsel untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Menurut dia, masyarakat di Palu tidak akan kekurangan beras, sebab selain produksi lokal, juga beras dari daerah lain terutama Sulsel dan Sulbar masuk ke Palu

Saat ini di Sulteng sedang berlangsung panen di beberapa daerah.

Harga beras di tingkat pengecer untuk jenis medium berkisar Rp9.500-Rp10.000/kg dan beras kualitas terbaik berkisar antara Rp11.000-12.000/kg.

Sementara harga eceran teritnggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk beras medium Rp9.450/kg dan beras premium Rp12.800/kg.