Jalur Palu-Kulawi Sulteng putus diterjang banjir

id banjir

Jalur Palu-Kulawi Sulteng putus diterjang banjir

Sebuah mobil muat batubata terperangkap banjir di poros Jalan Palu-Kulawi tepatnya di antara Desa Omu dan Saluki, Kabupaten Sigi. (Antara/HO-Temi Taau-Anas Massa)

Sejak tadi malam jalan provinsi itu putus total
Sigi,Sulteng (ANTARA) - Jalur jalan yang menghubungkan Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan sejumlah desa di Kulawi, Kabupaten Sigi, putus akibat banjir yang terjadi pada Rabu (17/6) malam.

"Sejak tadi malam jalan provinsi itu putus total," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala di Palu, Kamis.

Ia mengatakan selain badan jalan diterjang banjir, ada satu unit rumah warga mengalami kerusakan berat.

Pihaknya, kata dia, sejak kejadian sudah berada di lokasi banjir. "Saya dan teman-teman BPBD Provinsi Sulteng langsung menuju lokasi saat ada informasi banjir yang menerjang jalan antara Desa Omu dengan Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.

Putusnya jalan tersebut bukan baru kali ini, tetapi sudah beberapa kali jalur Palu-Kulawi putus karena banjir.

Memang, jalan yang ada sangat dekat dengan daerah aliran sungai. Saat banjir besar, jalan itu seringkali putus, sebab belum memiliki tanggul pengaman.

Tanggul pengaman sungai sedang dalam proses pembangunan mulai dari Desa Tuva dan belum rampung karena itu, saat bencana banjir, airnya dipastikan menghajar badan jalan.

Hingga saat ini, petugas BPBD provinsi dan kabupaten dan juga tim dari Basarnas, Tagana Dinas Sosial Provinsi dan sejumlah relawan bencana alam masih berada di lokasi banjir.

Bartholomeus juga menambahkan pihak PU BInamarga Provinsi Sulteng pagi tadi sudah mengirimkan alat berat ke lokasi untuk menormalkan kembali arus lalu lintas kendaraan.

"Kalau mobil belum bisa lewat, baru sepeda motor, itupun harus digotong warga," kata Bartholomeus.

Dia meminta warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan karena berdasarkan informasi dari BMKG ke depan sejumlah wilayah di Sulteng menghadapi cuaca ekstrem.

Termasuk di Kabupaten Sigi curah hujan masih cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak, terutama masyarakat yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai.

Di Sigi, kata Bartholomeus, banyak desa yang ada di dekat daerah aliran sungai sehingga rawan bencana banjir.