COVID-19 pengaruhi verifikasi data rumah korban bencana di Palu

id Dana Stimulan,TP4 bencana Palu

COVID-19 pengaruhi verifikasi data rumah korban bencana di Palu

Tim TP4 saat melakukan verifikasi di salah satu rumah korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi, di Kelurahan Talise, didampingi anggota TNI. (HO-Agussalim)

Palu (ANTARA) - Pandemi virus corona atau COVID-19 ikut mempengaruhi proses verifikasi terhadap data penerima dana stimulan perbaikan rumah korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu, sehingga persentase pencairan dana bantuan pemerintah tersebut belum sesuai harapan.

Salah seorang Koordinator Tim Pendamping Percepatan Pembangunan Perumahan (TP4) korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi, Andi Nizar, mengatakan masih ada puluhan orang yang belum bisa diverifikasi rumahnya karena pemiliknya masih berada di luar daerah.

"Karena virus corona mereka tidak bisa kembali ke Palu. Mereka masih ada di luar daerah, akibatnya kami tidak bisa verifikasi datanya," kata Nizar di Palu, Sabtu.

Nizar yang menangani sebanyak 451 rumah rusak berat tersebut mengatakan, karena masih banyaknya warga yang tidak ada di tempat sehingga memperlambat penandatanganan berkas berupa pernyataan mutlak, pakta integritas, pembukaan rekening, dan permohonan pencairan. Ini menyebabkan persentase realisasi pencairan dana stimulan perbaikan rumah mengalami keterlambatan.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu menyebutkan hingga kini realisasi pencairan dana stimulan perbaikan rumah korban bencana di Palu baru mencapai 59,27 persen dari dana yang tersedia namun data yang sudah tervalidasi telah mencapai 80 persen.

Nizar mengatakan data-data korban gempa sudah ada dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, hanya saja belum lengkap sehingga menjadi tugas TP4 untuk melengkapinya dengan menemui mereka warga yang mengalami kerusakan hunian.

Kendala lainnya yang dihadapi TP4 adalah banyak korban bencana yang pindah domisili tetapi tidak mengubah identitas KTP sehingga TP4 mencari mereka sesuai alamat sebelumnya.

"Bahkan ada yang sudah pindah ke luar daerah seperti Makassar," katanya.

Koordinator TP4 lainnya Agus Salim, juga mengakui sebagian dari data yang harus dia verifikasi masih terdapat belasan orang yang tidak bisa ditemui karena COVID-19.

"Mereka ada di Kalimantan, Surabaya, dan Makassar. Mereka belum bisa kembali karena COVID-19 ini. Tapi sebagian sudah ada yang melapor," katanya.

Agus Salim mengkoordinir verifikasi rumah rusak sedang di Kelurahan Talise sebanyak 1.500 unit rumah. Untuk memverifikasi data tersebut, BPBD Kota Palu menerjunkan lima tim di kelurahan terdampak langsung bencana berupa tsunami pada 28 September 2018 tersebut.

Dia mengatakan karena COVID-19 masih ada belasan orang yang belum bisa ditemui karena mereka ada di luar daerah.

"Masalahnya tidak mungkin mereka mau ditunggu sementara tugas kami akan berakhir 20 Juli 2020," katanya.

Dia mengatakan untuk memudahkan verifikasi karena hambatan COVID-19 kata dia, Wali Kota Palu Hidayat membolehkan warga menggunakan kuasa.

"Melalui kuasanya kami verifikasi," katanya.

Selain karena COVID-19, Agus mengatakan banyak hambatan lain seperti pindah domisili sehingga tim harus mencari ke alamat yang baru.

Sementara itu Kepala BPBD Kota Palu Singgih B Prasetyo mengatakan saat ini realisasi pencairan rumah rusak ringan sebanyak 14.282 dengan realisasi anggaran sebanyak Rp142,8 miliar.

Untuk rusak sedang sebanyak 6.633 rumah dengan realisasi anggaran sebanyak Rp165,8 miliar. Sedangkan rusak berat sebanyak 715 rumah dengan realisasi anggaran sebesar Rp35,7 miliar.