Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggah melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) menggelar pasar murah guna membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang terdampak pendemi COVID-19 di daerah itu.
Kegiatan pasar murah yang berlangsung di pelataran Kantor P2KB Provinsi Sulteng di Jalan RA Kartini Palu, Senin mulai pukul 09.00 Wita itu, mendapat sambutan positif dan diserbu masyarakat dari berbagai wilayah Kota Palu dan daerah sekitarnya seperti Kabupaten Sigi yang merupakan wilayah berbatasan langsung dengan Palu, untuk membeli berbagai jenis komoditas yang dibutuhkan sehari-hari.
Kegiatan tersebut tetap berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19, dan setiap warga yang datang harus menjalani sekarangkain protokol kesehatan antara lain terlebih dahulu mencuci tangan, tes suhu tubuh, pakai masker dan menjaga jarak. Langkah itu dilakukan semata-mata guna mencegah penyebaran virus corona pada masa tatanan kehidupan baru atau normal baru.
Kepala Seksi ketahanan Keluarga Dinas (P2KB) Provinsi Sulteng, Hasman menjelaskan kegiatan pasar murah ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27, dengan memprioritaskan masyarakat yang mengalami dampak pandemi COVID-19.
"Berlaku bagi semua masyarakat terdampak COVID-19. Bukan hanya masyarakat yang ekonomi lemah saja yang terdampak pandemi COVID-19, tetapi semuanya terdampak," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, siapa saja masyarakat yang datang berbelanja akan dilayani, tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan COVID-19, dab bagi masyarakat yang tidak memakai masker tidak akan dilayani.
Untuk mendukung kegiatan pasar murah tersebut, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), BUMN, distribuitor dan juga kelompok-kelompok usaha kecil menengah (UKM) dan IKM, atara lain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Perum Bulog, PT Pertamina, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Alfamidi, dan Caefur
"Standar harga penjualan berbagai jenis komoditi di pasar murah relatif murah dibandingkan di pasaran umum," ujarnya.
Sebagai contoh, hanya beras dijual Rp7.000/kg, minyak goreng Rp12.500/liter, gula pasir Rp12.500kg, daging beku Rp80.000/kg, bawang merah Rp40.000/kg dan bawang putih Rp20.000/kg, serta gas elpiji 5,5kg dan 3kg sesuai standar harga yang ditetapkan.
Ny Jimianti, salah seorang warga mengaku harga yang ditawarkan para distributor cukup murah, sehingga hal ini sangatlah meringankan masyarakat dalam membeli berbagai kebutuhan yang diperlukan.
Ia mengatakan harga beras hanya Rp7.000/kg, sementara di pasaran umum tidak ada lagi beras dijual seperti itu. Harga beras di pasaran paling murah Rp9.000/kg dan tertinggi Rp12.500/kg.
Begitu halnya komoditi lain seperti gula pasir dijual di pasar murah Rp12.500/kg, sementara di pasaran umum mencapai harga sekitar Rp15.000/kg.
Berita Terkait
BKKBN berupaya tekan angka melahirkan muda cegah stunting
Rabu, 6 Maret 2024 15:53 Wib
Pers berperan penting mengedukasi kesehatan masyarakat
Sabtu, 10 Februari 2024 7:50 Wib
Dubes Meidyatama sarankan tiga bentuk kerja sama terkait kependudukan
Rabu, 7 Februari 2024 6:27 Wib
Jumlah keluarga berisiko stunting turun di akhir tahun 2023
Selasa, 28 November 2023 7:56 Wib
Pemkab Banggai Kepulauan-BKKBN optimalkan pelayanan KB
Senin, 6 November 2023 15:52 Wib
Kepala BKKBN minta penganggaran stunting daerah berdaya ungkit tinggi
Selasa, 19 September 2023 8:46 Wib
Stunting harus dihadang dari hulu
Jumat, 15 September 2023 6:17 Wib
BKKBN: Sumber air minum tidak layak tingkatkan risiko stunting
Jumat, 8 September 2023 11:46 Wib