Kapolda : Kesadaran masyarakat kunci lawan COVID-19

id Kapolda, kesadaran, masyarakat

Kapolda : Kesadaran masyarakat kunci lawan COVID-19

Kapolda Sulteng Irjen Pol. Syafril Nursal bersama Gubernur Sulteng Drs. Longki Djanggola, M.Si, saat mengikuti upacara Hari Bhayangkara ke – 74 secara virtual di Mapolda Sulteng, di Palu, Rabu (1/7/2020).(ANTARA/HO-Humas Polda).

Kita mengetahui semua bahwa penularan COVID-19 belum berhenti dan berakhir, meskipun kita lihat di Sulawesi Tengah ini naiknya ada satu atau dua, tetapi kita harus terus waspada, harus tetap menjaga protokol COVID-19
Palu (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Syafril Nursal menegaskan kesadaran masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan kunci melawan penularan COVID-19.

“Jadi sekarang kesadaran yang makin kita bangun, dari yang tidak normal menjadi normal, seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, jaga jarak dan jaga kebersihan,” kata Syafril di sela-sela Hari Bhayangkara ke-74 di Mapolda Sulteng, di Palu, Rabu.

Ia mengatakan, bila sadar untuk melakukan protokol kesehatan tersebut, itulah yang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru.

“Artinya bagaimana kondisi tidak normal itu mejadi biasa bagi kita untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

“Sekarang kalau kita bicara dengan orang pakai masker adalah hal yang wajar, bahkan baik. Tetapi kalau dulu, ketika belum ada COVID-19, kita pakai masker bicara dengan orang, itu bisa dianggap penghinaan, tetapi sekarang justru orang yang tidak pakai masker dianggap tidak normal,” katanya.

Baca juga: Dokter Emergensi ajak masyarakat kelola stres jaga imun tubuh untuk cegah COVID-19

Kapolda mengatakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ini bisa memutus matai rantai penyebaran COVID-19 di wilayah Sulawesi Tengah.

“Mari kita tetap menjaga sampai betul-betul kita dapat memastikan bahwa corona itu sudah berakhir di negeri kita ini,” katanya.

Kapolda mengatakan, meskipun maklumat Kapolri sudah dicabut, namun seiring dengan mulai dibukanya new normal tentu maklumat itu harus menyesuaikan.

Sehingga katanya, sejumlah objek pengamanan yang dilakukan selama ini mulai menyesuaikan berdasarkan tatanan normal baru. 

“Dengan dicabutnya protokol itu, maka mulai kita menyesuaikan, tetapi masing-masing objek itu sudah diatur, misalnya boleh 50 persen atau 30 persen,” ujarnya.

Untuk itu kata Kapolda, kesadaran di objek-objek itu sendiri yang untuk mengatur berdasarkan aturan tatanan new normal.

“Misalnya masuk warung yang biasanya daya tampung 30 orang, mungkin 50 persen dulu. Nanti makin seiringnya, makin baiknya silakan makin ditambah,” katanya.

Baca juga: Distribusi kain tenun Donggala terhenti akibat COVID-19

Perlu diingat kata Kapolda, sampai saat ini penyebaran virus corona masih terjadi di wilayah Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah.

“Kita mengetahui semua bahwa penularan COVID-19 belum berhenti dan berakhir, meskipun kita lihat di Sulawesi Tengah ini naiknya ada satu atau dua, tetapi kita harus terus waspada, harus tetap menjaga protokol COVID-19,” katanya.

Kapolda juga mengatakan, terkait pelaksanaan HUT Bhayangkara kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya pandemi COVID-19 ini.

“Hari Bhayangkara yang ke-74 tahun ini, kita kemas dalam keprihatinan, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih banyak sosial, memberikan bantuan dan dukungan sosial, kepada masyarakat yang terdampak COVID-19,” tandasnya.