5.000 produk minyak tanah dalam kemasan siap dipasarkan di Sulteng

id Pertamina, minyak tanah, mitanku, palu

5.000 produk minyak tanah dalam kemasan siap dipasarkan di Sulteng

General Manager Pertamina MOR VII Sasengko (tengah) berpose sambil memegang produk minyak tanah murni dalam kemasan (mitanku) usai peluncuran produk tersebut di Palu, Rabu (1/7/2020). ANTARA/Moh Ridwan

5.000 paket ini sebagai uji coba pertama, bila nanti dalam pemasaran diminati masyarakat, maka jumlahnya akan kami tambah
Palu (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengatakan sebanyak 5.000 produk minyak tanah murni dalam kemasan (mitanku) siap dijual di pasaran Provinsi Sulawesi Tengah guna memudahkan masyarakat memperoleh bahan bakar tersebut.

"5.000 paket ini sebagai uji coba pertama, bila nanti dalam pemasaran diminati masyarakat, maka jumlahnya akan kami tambah," kata General Manager Pertamina MOR VII Sasengko usai peluncuran produk mitanku, di Palu, Rabu (1/7).

Sasengko menjelaskan, produk mitanku diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk minyak tanah Non-PSO (Public Service Obligation).

Di Sulteng, Pertamina baru mempercayakan PT Mosara jaya sebagai agen penjualan mitanku di provinsi itu. Rencananya produk tersebut akan masuk di gerai Alfamidi, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) termasuk warung-warung kecil.

"Mitanku adalah produk minyak tanah non-subsidi dalam kemasan ukuran 1 liter dengan harga jual Rp15 ribu/liter," ujarnya.

Pertamina menilai, kehadiran mitanku lebih efisien serta mempermudah proses distribusi ke masyarakat, sehingga cakupan wilayah bisa lebih luas tanpa harus di distribusi menggunakan mobil tangki.

Pertamina juga berencana akan memperluas ekspansi penjualan produk tersebut menyasar Kabupaten Tolitoli dan Banggai, selain Kota Palu yang saat ini merupakan daerah pertama di Sulteng menjadi segmen pasar minyak tanah dalam kemasan.

"Produk ini sudah melalui proses pemurnian. Dalam artian minyak tanah sudah bersih dari kotoran serta lebih praktis," kata Sasengko memaparkan.

Menurut dia, meski pemerintah sudah mengganti energi menggunakan elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram dan Bright Gas, namun sebagian masyarakat masih ada memakai minyak tanah, khususnya wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik.

Dia menambahkan, umumnya konsumsi minyak tanah di Sulteng digunakan masyarakat untuk keperluan rumah tangga seperti memasak serta kebutuhan penerangan.

Konsumsi rata-rata minyak tanah di sebagian wilayah Sulteng sekitar 200 Kiloliter/bulan," demikian Sasengko.